Friday, May 28, 2004

Damage

Damage

Film tahun 1992 berjudul 'Damage' ini bercerita tentang seorang ayah yang berselingkuh dengan tunangan anaknya sendiri.

Jeremy Irons berperan sebagai Stephen, sang ayah. Miranda Richardson berperan sebagai Ingrid, sang ibu. Anaknya, Martyn, diperankan oleh Rupert Graves, sedangkan sang tunangan, Anna, diperankan oleh Juliette Binoche.

Stephen adalah seorang ayah yang kaku dalam mendidik kedua anaknya, Martyn dan Sally. Perannya dalam dunia parlemen membuatnya menjadi tidak hangat dan tidak ada 'passion.' Begitu juga dengan Ingrid. Ingrid adalah seorang istri yang tenang, lembut dan keibuan. Tidak ada keliaran dalam diri mereka berdua. Sampai suatu hari muncul Anna, kekasih dari Martyn, yang di awal film sudah menggoda Stephen. Keberanian Anna membuat keliaran Stephen muncul. Tanpa mengingat kalau Anna adalah kekasih anaknya, Martyn. Mereka memulai suatu perselingkuhan. Setiap ada kesempatan, Stephen langsung ke rumah Anna, dan memulai percintaan mereka yang bernafsu dan menggelora. Di tempat umum pun, mereka mencari tempat sepi untuk bercinta. Percintaan yang singkat, bernafsu dan penuh sensasi.

Sampai satu saat Martyn mengumumkan pertunangan mereka. Stephen sangat terkejut. Ia menginginkan Anna hanya untuk dirinya sendiri. Ia bahkan berniat menceraikan Ingrid, untuk kemudian menikahi Anna. Tapi, Anna menolak. Anna yakin mereka berdua lebih menyukai perselingkuhan yang sembunyi-sembunyi, dibanding jika mereka menikah. Anna menekankan bahwa kehidupan pernikahan Stephen sudah baik. Jangan membuat hidupnya jadi lebih sulit.

Perselingkuhan mereka tercium oleh ibu dari Anna. Beliau memperingatkan Stephen untuk menjauhi Anna. Awalnya Stephen menyetujui hal tersebut. Ia menelepon Anna dan mengatakan bahwa mereka harus mengakhiri semuanya. Mereka harus mengakhirinya. Sampai suatu saat Stephen mendapat kiriman kunci flat Anna yang baru. Anna menyewa flat baru karena Martyn pindah ke flatnya yang lama. Mereka sudah tinggal bersama. Mereka memang sedang merencanakan pernikahan mereka. Tetapi, karena kerinduan pada Stephen, Anna rela menyewa flat baru.

Beberapa kali Stephen dan Anna bertemu di flat itu. Bertemu untuk bercinta. Untuk mengeluarkan keliaran dalam diri mereka. Untuk mengeluarkan nafsu dan gelora mereka berdua. Sampai suatu saat, Martyn muncul tanpa diduga. Martyn muncul di gedung flat tersebut. Perlahan naik ke atas, mencari kamar Anna. Martyn mendengar desah nafas wanita di dalam kamar tersebut. Perlahan Martyn mendekati kamar itu. Suara desah wanita masih terdengar. Kunci kamar flat itu tertinggal di depan kamar. Tertinggal karena kecerobohan Stephen. Tanpa suara, Martyn membuka kamar tersebut, dan melihat adegan percintaan calon istrinya dengan ayahnya sendiri. Stephen tersadar dan langsung bangun dari ranjang untuk menghampiri Martyn dengan pandangan bersalah. Martyn mundur. Terpana. Tak percaya. Tak menyangka kalau ini akan terjadi pada dirinya. Mundur dan semakin mundur. Sampai akhirnya, Martyn terjatuh. Terjatuh dan tewas seketika.
Tak percaya, Stephen langsung turun dan menghampiri Martyn. Tanpa mengenakan sehelai pakaianpun, tanpa mengingat malu sedikitpun, tanpa menghiraukan sekelilingnya, Stephen memeluk Martyn. Menangis tersedu-sedu. Memeluk dan menangisi kematian anaknya, buah dari perbuatannya.

Saat Stephen pulang ke rumah, ia melihat Ingrid sedang duduk di dapur. Wajahnya memar-memar dan penuh air mata. "Apa yang terjadi?" tanya Stephen. Ingrid menatapnya dengan pandangan benci, "Sakitnya tak tertahankan (The pain was so unbearable). Aku memukuli diriku sendiri." Kesedihan seorang ibu kehilangan anaknya. Kesedihan seorang istri kehilangan cintanya. Kesedihan seorang manusia kehilangan kepercayaannya. Ingrid menjelaskan bahwa Martyn menerima telepon dari seseorang mengenai flat baru Anna. Martyn tidak pernah mengetahui tentang flat tersebut. Itu sebabnya ia mencatat alamat flat baru tersebut, dan bermaksud menemui Anna. Tapi, ternyata Martyn hanya menemui luka dan kematiannya.

Pertanyaan yang terlintas dalam pikiran saya adalah: Apakah itu yang diinginkan seorang suami yang mengkhianati istrinya? Apakah itu yang diinginkan seorang ayah yang mengkhianati anaknya? Walaupun bukan tunangan anaknya yang diselingkuhi, apapun yang terjadi, jika seorang suami dan seorang ayah berselingkuh, sang suami sudah mengkhianati istrinya, dan sang ayah sudah mengkhianati anaknya. Jadi, apa "keuntungan" dari perselingkuhan? Damage.

Dedicated to all husbands in the world.
Never betray your wife and your children.

Regards,
Yenny
December 26th, 2003

Kesan Terindah

Kesan Terindah

Tgl 15 Maret 2004 saya berhasil juga mendapatkan hadiah untuk suami tersayang. Tepat 21 Maret 2004, Michael ulang tahun ke-30. Berbulan-bulan sebelumnya, saya udah bingung mau kasih hadiah apa buat Michael. Mikir sana mikir sini, akhirnya saya menetapkan untuk memberikan sesuatu yang special, yang tidak biasa. Saya memberikan voucher hotel untuk Michael. Saya pesan via tour & travel, lalu saya minta voucher tersebut dikirim langsung ke kantor Michael. Gak lama kemudian Michael menelepon saya. "Sayang, thank you yah..." Saya jelas donk pura2 bodoh. Masa saya langsung ngaku... Gengsi donk. Hehehe. "Thank you apaan? Emang aku kasih apaan?" Michael tertawa penuh sayang, "Aku tau kok kalo voucher itu pasti dari kamu. Siapa lagi yang akan kepikir untuk beliin aku hadiah segitu mahalnya buat aku, kalo bukan kamu. Makasih sayang. Aku sayang kamu..." Duuuh, senengnya hati ini. Walaupun acara surprise sedikit gagal, saya bahagia karena dia seneng terima hadiah itu. Awalnya saya emang sempet ragu apakah voucher itu layak dijadikan hadiah ulang tahun yang special untuk Michael.

Sebelum kenal Michael, saya pernah menginap di hotel Gran Melia. Kebetulan orangtua saya mendapat hadiah anniversary dari kakak saya yang bekerja di admin hotel Gran Melia. Kami menginap beramai-ramai sekeluarga. Waktu itu suasananya bener2 menyenangkan banget. Setelah kenal Michael, saya pernah bercerita kalo saya sering nginep di hotel bintang lima. Waktu saya ke Singapore, Hongkong dan Paris, saya selalu nginep di hotel bintang lima. Saya inget, Michael sampe cemberut saking irinya. Katanya waktu itu, "Seumur-umur aku belon pernah nginep di hotel bintang lima. Boro2 di luar negeri, di Jakarta aja nggak pernah." Dan, saya selalu ingat itu...

20 Maret 2004, kami check-in jam 12:00 setelah paginya mampir dulu di Radio Sonora untuk ambil hadiah voucher. Saya kan ikutan AMKM yang jam 10 pagi, taunya saya dapet voucher dari Bombay Textile senilai Rp 300.000,- Sayang kan kalo nggak diambil. Voucher itu nantinya akan saya berikan ke Mama saya, buat beli kain. Mama kan tukang jahit, pasti seneng dikasih voucher itu. Selesai check-in, kami langsung masuk kamar. Niat untuk makan siang, jadi gagal gara2 pasang TV. Tau donk kalo di hotel itu biasanya ada HBO, Cinemax, CNN, dll. Jadinya malahan kepingin nonton terus. Akhirnya, saya bikinin roti coklat untuk Michael. Dan kami berdua cuma makan roti dan coklat di siang hari itu.

Jam 18:30, kami mandi dan bersiap untuk dinner di Cafe Gran Via. Jam 19:00 kami langsung turun dan menikmati buffet-dinner di sana. Nikmat. Itu sudah jelas. Dari dulu saya memang penggemar buffet di Cafe Gran Via. Waktu ultah yang ke-26, saya pernah dinner berdua Michael di sana. Makanya, ini udah kaya reuni deh. Sejak menikah, kami gak pernah ke sana lagi. Selesai makan, Michael ngajak liat2 sekitar, tapi saya udah gak tahan kepingin nonton lagi. So, kami melanjutkan malam itu dengan nonton film HBO atau Cinemax.

Jam 00:00 harusnya saya bangun untuk mengucapkan Happy Birthday buat Michael. Tapi karena kondisi saya lagi gak fit, gara2 flu dan batuk, saya jadi ketiduran terus. Walhasil, jam 7 pagi baru saya bangun untuk say Happy Birthday to my lovely husband. Binar-binar di matanya membuat saya yakin kalau hadiah saya tidak salah. Jam 8 pagi kami breakfast di Cafe Gran Via. Enak loh. Saya sampe kekenyangan. Abisnya, gak pernah tuh breakfast senikmat itu. All-you-can-eat... Bikin ngiler terus. Hehehe... Sehabis breakfast, kami duduk sebentar di lobby. Tapi gak lama lah, saya keburu kangen sama kamar.

Karena kekenyangan, sesampai di kamar, kami malahan ketiduran. Jam 10:00 telpon berbunyi. Ternyata dari front desk yang menanyakan jam check-out. Kami sepakat untuk check-out jam 12:00 tepat. Biar gak rugi donk. :)
Jam 11:00 tiba2 saja bel pintu berbunyi. Setelah saya buka, ada 2 karyawati hotel yang memegang nampan berisi kue coklat bulat berhiaskan tulisan Happy Birthday, dan 2 piring beserta peralatan makannya. Waaaaah, surprise deh!!! Gak nyangka kalo Michael dapet kue. Hehehe... Thanks to Hotel Gran Melia. Pelayanannya bener2 memuaskan... Setelah menikmati hiasan Happy Birthday yang terbuat dari coklat, kami terpaksa membawa pulang kue tersebut karena perut sudah kekenyangan. (Psst... kue-nya enaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak bangets... :))

Bukan barang mahal dan bukan hadiah mewah yang saya berikan untuk Michael. Hanya 1 lembar voucher hotel. Tidak ada apa2 lagi.
Tapi saya percaya kalau kesan indah yang kami berdua telah rasakan, tidak akan pernah terlupakan.

Dedicated to Michael, dearest husband.
Can't wait to stay at five-star-hotel again, with you by my side.
^-*

The Truth about Cats and Dogs

The Truth about Cats and Dogs

Semalam film ini ditayangkan di TV7 sekitar jam 21:30-an. Seingat saya, Michael pernah merekomendasikan film ini untuk saya tonton. Tapi, saya masih belum menemukan VCD atau DVD-nya. Sampai akhirnya, semalam film itu bisa saya tonton.

Kisah cinta yang ditampilkan wajar sekali. Seorang pria, Brian (diperankan oleh Ben Chaplin) tertarik dengan seorang wanita, Abby (diperankan oleh Janeane Garofalo) hanya karena mendengar suaranya. Abby, seorang dokter hewan yang bekerja di sebuah radio, bukanlah seorang wanita yang biasa dilirik laki-laki. Dalam suatu kejadian, ia bertemu dengan Noelle (diperankan dengan baik oleh Uma Thurman) tetangganya yang langsing, tinggi, blonde and beautiful. Saat Brian meneleponnya untuk urusan anjing, Brian malahan tertarik dengan suara dan intelegensinya. Tetapi Abby yang tidak percaya diri malah menyuruh Noelle untuk berpura-pura menjadi dirinya.

Kelucuan-kelucuan yang terjadi, diantaranya karena Noelle yang polos tidak mengerti tentang hewan, bahkan terkesan takut, membuat film ini menarik. Konflik yang terjadi antara Abby - yang ternyata jatuh cinta pada Brian - dengan Noelle - yang juga tertarik pada Brian - membuat film ini makin menarik. Sampai akhirnya, adegan yang paling menentukan. Saat Noelle pergi ke luar kota untuk audisi, Brian merasa kehilangan dirinya, Abby yang terpaksa berdusta tentang keberadaan 'Abby' di kamar mandi, dan akhirnya semua menjadi jelas. Menjadi jelaslah bagi Abby saat Brian berbicara dengan 'Abby' yang ada di kamar mandi, mengatakan alasannya mencintai sosok Abby. Brian menyebutkan tentang suaranya di radio, tentang kepandaiannya. Lalu, Abby menambahkan, "Because you're beautiful." Brian menoleh dengan bingung. Abby menjelaskan, "You love Abby because she's beautiful." Dan, Brian menggeleng perlahan. Menurut Brian, secantik apapun wanita, kalau tidak ada feeling suka kepada wanita itu, tidak akan terlihat cantik. "No, I don't love her because she's beautiful. I love her just the way she is." Abby terpana mendengarnya. Abby meneteskan air mata. Mungkin karena baru kali ini ia menemukan pria seperti Brian.

Sudah dapat dipastikan bahwa saat Noelle, si 'Abby' palsu datang, Brian akhirnya mengerti. Dan walaupun awalnya Brian merasa dipermainkan, belakangan Brian dan Abby bersatu. Karena adanya cinta.

Selesai menonton film itu, saya masih tersedu-sedu. Saat menoleh kepada Michael yang berbaring di samping saya, ia hanya berkata, "Sayang, aku baru inget kenapa aku pingin banget kamu nonton film ini. Aku baru inget kalau banyak kesamaan antara hubungan kita dengan hubungan mereka."
Semua pasti tahu bahwa saya dan Michael dipertemukan dari milis LOL. Kami memulai dengan hanya saling bertelepon. Dan, kami sadar kalau kami sama2 tertarik karena suara yang terdengar di telepon. Dan, saya ingat, betapa saya tidak PD dengan diri saya, saat Michael tak sabar ingin bertemu dengan saya. Dan, saya ingat, betapa saya merasa canggung saat bertemu dengannya. Saya ingat, saat itu saya sudah jatuh cinta padanya. Dan, saya akan selalu ingat, betapa Michael salalu mencintai saya tanpa syarat.

Selesai menonton film itu, saya memeluknya dan menangis penuh haru. "I finally knew why you love me so much."

So, apakah semua pria bisa seperti Brian?

Regards,
Yenny
January 28th, 2004

Jack Frost

Jack Frost

Siapakah Jack Frost? Jack Frost adalah seorang ayah yang terlalu sibuk dengan urusan band musiknya sehingga terkadang lupa dengan keluarganya.

Film Jack Frost dibintangi oleh Michael Keaton sebagai Jack Frost, Kelly Preston sebagai Gaby Frost, dan Joseph Cross sebagai Charlie Frost. Satu bentuk keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan, kalau saja Jack Frost bukan seorang suami dan ayah yang sibuk dengan band-nya.

Film tahun 1998 ini saya tonton di hari Natal ini dengan Michael, suami saya. Satu pelajaran yang kami berdua dapatkan dengan menonton film ini. Jack Frost bukan ayah yang buruk. Jack adalah ayah yang hangat, romantis dan penuh humor. Gaby sebagai istrinya begitu sangat mencintai Jack, demikian pula dengan Charlie, anak lelaki mereka satu-satunya. Di film itu benar-benar digambarkan keharmonisan keluarga mereka. Tapi semua itu hancur sudah di saat menjelang Natal, di mana Jack Frost mendapat kesempatan untuk rekaman musik oleh salah satu produser musik terkenal. Jack terpaksa membatalkan rencana berlibur mereka. Dengan kekecewaan, Charlie mengembalikan hadiah Jack berupa harmonika yang pertama kali dibeli Jack saat kelahiran Charlie. Charlie begitu kecewa karena bukan kali ini saja Jack mengingkari janji-janjinya.

Seperti kata Gaby di satu saat Jack mengingkari janjinya untuk datang ke pertandingan hockey Charlie, "Aku yang memilihmu, sehingga aku dapat menerima semua kekecewaan ini. Tapi Charlie tidak memilihmu." Itu adalah kata-kata seorang istri yang mengingatkan suaminya, bahwa sebagai istri, ia dapat menerima kekurangan suaminya karena ia yang memilih si suami untuk menjadi suaminya. Tetapi seorang anak tidak dapat memilih orangtuanya. Seorang anak tidak dapat dengan mudahnya berbesar hati menerima ingkar janji orangtuanya. Seorang anak belum memiliki toleransi sebesar itu.

Di tengah perjalanan, Jack menyadari kesalahannya. Mac, teman baiknya, juga menyadari itu. Bahkan Mac menawarkan diri untuk menepi dan membiarkan Jack pulang ke rumahnya. Sayangnya, dalam perjalanan pulang, karena salju yang tebal dan wiper mobil yang sudah rusak, Jack mengalami kecelakaan dan meninggal.

Setahun sudah berlalu sejak kepergian Jack, Charlie dan Gaby masih belum dapat menerima kepergiannya. Mereka masih sering menangis berpelukan sambil merindukan Jack. Sampai satu malam, Charlie melihat tetangganya membuat Snow Man, dan ia pun terinspirasi untuk membuat Snow Man sendiri dengan menggunakan syal dan topi Jack. Selesai membuat Snow Man, Charlie meniup harmonika pemberian Jack. Menurut Jack, saat Charlie meniup harmonika itu, ia akan selalu mendengarnya di mana pun ia berada. Charlie begitu merindukan Jack sehingga ditiupnya harmonika itu, berharap Jack akan mendengar kerinduannya.

Tiba-tiba keajaiban terjadi. Snow Man buatan Charlie, hidup. Dan Jack ada di dalamnya. Setahun meninggalkan mereka, Jack kembali dan menjelma menjadi Snow Man. Lucu bukan? Sampai di sini, kisah berlanjut menjadi lucu. Charlie bisa menerima ayahnya menjadi Snow Dad. Kelucuan-kelucuan terjadi dengan tingkah polah Jack yang terkadang masih belum terbiasa dengan tubuhnya. Jack juga memperbaiki water sink yang bocor, yang tidak pernah sempat ia perbaiki saat ia masih hidup.

Tapi semua itu hampir berakhir dengan mencairnya salju. Mereka terpaksa mencari tempat di mana salju selalu ada. Charlie meminta pertolongan Gaby, tetapi gagal karena Gaby tidak percaya bahwa Snow Man adalah Snow Dad. Akhirnya, mereka pergi ke puncak gunung dengan menumpang truk yang menuju Pine Top, di mana ada pondok tempat peristirahatan mereka yang selalu dipenuhi salju. Kelelahan, Charlie tertidur tanpa sadar bahwa Gaby mencarinya ke mana-mana. Jack sadar, kali ini ia harus pergi. Ia segera menelepon Gaby memberitahukan bahwa Charlie ada di pondok mereka. Tak percaya, Gaby mendengarkan suara yang pernah mengisi hari-harinya, muncul kembali di saat yang tidak mungkin.

"It's Christmas!!!" Charlie berseru saat ia bangun dari tidurnya. "Merry Christmas, Dad," katanya. "Merry Christmas, Charlie," jawab Jack. Jack memandang Charlie dengan penuh sayang. Dan ia berpamitan. Sudah saatnya untuk kembali. Charlie menatapnya dengan tak percaya. Charlie tidak ingin Jack pergi lagi. "Aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan kami lagi," kata Charlie sambil berlinang air mata. Tapi Charlie tahu, tidak mungkin ia menahan kepergian Jack. Jack memang harus pergi, dan kali ini mungkin untuk selamanya. Di belakang Charlie, Gaby muncul dan melihat kalau semuanya memang benar. Selama ini Gaby mengira Charlie terlalu merindukan ayahnya, sampai-sampai mengira kalau Snow Man itu adalah ayahnya. Tapi di saat terakhir ini, Gaby tahu bahwa Snow Man itu adalah Jack.

Angin bertiup mengelilingi Jack. Snow Man sudah hilang, berganti dengan bayangan Jack. Gaby dan Jack saling menatap penuh cinta dan air mata. Kerinduan terlihat jelas di mata mereka. Kalau dulu Jack tidak sempat berpamitan pada Gaby, kali ini Jack mendapat kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal. Dan, Jack pun lenyap dari hadapan mereka.

Tidak dapat dibayangkan, air mata yang turun saat selesai menonton film ini. Saya memang tidak menyukai film tentang perpisahan. Film happy-ending saja bisa membuat saya menangis, apalagi film sad-ending. Tapi ini menjadi pelajaran buat kami berdua, mungkin juga buat semua orang yang menonton film ini. Kesempatan seperti Jack, belum tentu muncul. Mungkin tidak akan pernah ada kesempatan kedua seperti itu. Hidup ini toh bukan seperti film yang bisa kita mainkan semau kita. Hidup ini hanya sekali. Lakukan apa yang selama ini kita janji untuk melakukannya, karena kesempatan kedua itu sangat kecil kemungkinannya. Lihat sekitarmu. Berikan cintamu pada mereka. Berikan hatimu pada mereka. Berikan perhatianmu pada keluargamu. Jangan sampai muncul adanya penyesalan. Karena penyesalan tidak pernah datang duluan.

Merry Christmas Everybody.
December 26th, 2003

MY Valentine

MY Valentine

Valentine's ini mestinya gak ada cerita apa-apa. Toh saya udah bilang sama suami, "Gak perlu ada surprise deh. Aku gak sempet sih beli apa2 buat kamu." Dan suami udah setuju tuh. Tapi nyatanya, dia bohong sama saya. Nyatanya, dia tetep gak rela kalo gak kasih surprise buat saya.

Pagi itu, 14 Februari 2004, saya terbangun dengan mata masih mengantuk. As usual, saya selalu nengok ke belakang saya untuk ngeliat udah jam berapa. Ternyata Michael udah tau persis kebiasaan saya. Saat saya ngucek2 mata untuk liat jam lebih jelas, saya malahan gak ngeliat apa2. Something's covering the clock. What's that? Saya langsung bangun dan melihat lebih dekat.

Disc mungil berwarna ungu - my favorite color - udah tersandar dengan manis di depan jam. Warna-warni tulisan Michael terbaca jelas. "Once upon a time, from a distance, you took my heart away. It must have been love. Heaven knows, I've been waiting for you. Beautiful girl, have I told you lately, you're the inspiration? How am I supposed to live without you, if you're not here? When I look into your eyes, you take my breath away. I'm gonna be around, whenever you close your eyes. We don't have to say the words, because I love you, only you. From this moment on, I'll be your everything. Don't forget to remember, I will always love you. Now and forever, you are the best thing in my life. Tonight I celebrate my love. Valentine girl, be my lady, till death do us part. I love you, just the way you are."

Well, saya langsung menduga kalo itu pasti disc berisi MP3 lagu2 cinta buat saya. Dengan penuh haru, saya langsung menubruk Michael yang masih terkantuk-kantuk di sebelah saya. Air mata sudah gak bisa dibendung lagi. Michael cuma tersenyum sambil mencium saya dengan lembut. "Happy Valentine's Day, Sayang."

Sepagian itu saya hanya memeluknya sambil tersenyum bahagia. Saya gak nyangka kalo dia masih bisa memberikan suprise buat saya. Saya tau dia sedang sibuk banget di kantor, mana mungkin sempat nyari apa2 buat saya. Tapi ternyata dia emang selalu bisa mencari sesuatu yang bikin saya surprise. Setelah itu, saya bangun dari ranjang. Lalu menuju dapur. Saatnya saya memberikan suprise buat dia. Walaupun surprise dadakan, saya harap dia cukup senang.

Roti tawar yang sudah saya beli kemarin, langsung saya cetak bentuk heart. Kecil-kecil loh. Terus, di atasnya saya colek-in sedikit selai kacang, lalu taburi coklat meisies warna-warni. Setelah itu, saya letakkan di atas loyang bentuk heart. Dan, saya hidangkan di depan matanya. Waaah, senang deh ngeliat binar-binar di mataya. Seperti anak kecil, dia milih roti bentuk heart itu satu persatu, dan saya menyuapi. Setelah itu, saya malahan mencetak bentuk2 lain, seperti bebek, kupu2, pohon, dll. Jadi seru. Jadi lucu.

Tapi, saya jadi timbul pertanyaan... Apa bisa jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama? Sudah berkali-kali saya jatuh cinta lagi padanya. Semua yang dilakukannya terhadap saya, selalu membuat saya bahagia. Dari awal dia memasuki kehidupan saya, sampai sekarang saat memasuki bulan ke-7 pernikahan kami, saya selalu bahagia. Dan akhirnya, saya jatuh cinta lagi untuk yang kesekian kali.

Dedicated to Michael, suamiku.
I will always be your valentine...

MY Lovely Wedding

MY Lovely Wedding

Sejak pertama saya kenal dia, saya sudah tau bahwa he's the one. Tapi, sekarang... saat saya sudah benar2 menjadi pasangan hidupnya, saya masih suka takjub. Takjub karena saya bisa memiliki pasangan hidup yang benar2 mengerti dan mencintai saya. Kisah cinta kami sudah banyak membuat orang terheran2. Komentarnya macam2, dari yang tidak percaya sampai yang turut bahagia.

Setelah melewati banyak rintangan dan cobaan, kami menikah.

31 Agustus 2003.

Pencatatan sipil dilakukan di Gereja St. Ignatius Loyola, di Jalan Malang, deket Pasar Rumput. Sempat terhambat, karena tukang foto belum datang. Tapi, pencatatan sipil dapat segera kami laksanakan dengan baik.

Sakramen pernikahan juga kami lakukan di Gereja St. Ignatius Loyola. Romo FX Pranataseputra yang mengukuhkan janji pernikahan kami. Dengan diiringi lagu "Ave Maria" oleh paduan suara Lingkungan Antonius Fernandes I, kami memasuki gereja. Jantung saya berdebar keras. Rasanya seperti mimpi. Saya berjalan di samping Michael, memakai gaun indah buatan tangan Mama tercinta. Sekilas saya menoleh ke samping, melihat Michael, sambil bertanya2, apakah Michael juga berdebar2 seperti saya. Senyuman Michael membuat saya sedikit tenang. Ya, saya yakin saya akan sanggup melewati hari ini.

Suara saya bergetar saat membaca janji pernikahan.
"Di hadapan Imam, para saksi serta umat yang hadir di sini, Saya, Josephine Aurellia Yenny Widjaja menyatakan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati serta dengan niat hati yang suci memilih Sebastianus Michael Sujantono yang berdiri di sisi saya ini, mulai sekarang menjadi suami saya. Saya berjanji akan setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit dan sanggup dengan sepenuh hati mencintai, mengasihi, membahagiakan serta menghormati engkau seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini."

Isak tangis tak dapat kami tahan saat menghampiri kedua orang tua kami. Ucapan terima kasih kepada mereka yang telah merawat kami dengan baik, dan permohonan maaf atas segala perbuatan kami selama ini, kami ungkapkan lewat peluk dan cium tanda cinta.

Diiringi lagu indah "From This Moment On," kami melakukan penandatanganan Akte Pernikahan. Dan setelah menyerahkan bunga ke altar Bunda Maria, selesai sudah acara sakramen pernikahan kami.

06 September 2003.

Jam 4 pagi, saya diantar Papa ke Cucu Bridal, Mangga Besar. Sekitar 1-2 jam, wajah ngantuk saya sudah berganti dengan wajah cantik khas seorang pengantin. Setelah itu, saya menunggu Michael yang akan datang untuk menjemput saya. Michael sendiri sudah sibuk dengan acaranya di rumah kami, di Puri Metropolitan. Tak lama kemudian, Michael tiba. Setelah disambut dengan segala tata cara Chinese wedding, Michael akhirnya sampai juga di hadapan saya. Kami ditangani oleh fotografer yang mengarahkan kami untuk bergaya. Setelah gono-gini, selesai sudah acara foto2 penjemputan pengantin.

Acara teh-pai kami lakukan tidak terlalu lama, berhubung kami sudah tau tata caranya. Kebetulan kedua kakak perempuan saya juga melakukan tradisi ini, sehingga tidak terlalu menyulitkan.

Sekitar jam 10:30, kami berdua naik mobil pengantin menuju Cucu Bridal. Biasanya sebelum pesta, pengantin harus melakukan touch-up supaya saat pesta resepsi tetap keliatan segar dan cantik. Setelah itu, kami lanjut menuju Restaurant Sentral di Tomang. Sempet BT gara2 macet, tapi tak lama kami sampai juga di sana.

Rasanya bahagia sekali saat saya berjalan di samping Michael memasuki ruangan. Berpuluh2 bahkan beratus2 mata memandang kami. Di depan kami berdua, keponakan saya - Victoria - dan keponakan Michael - Samantha - berjalan dengan bangga sambil menabur-naburkan kertas kilap2 kecil sepanjang karpet merah. Setelah sampai di depan, kami dan para orang tua menempati posisi masing2. Setelah acara pemotongan kue pengantin, kami memberikan kue pengantin ke para orang tua. Setelah itu, kami saling memberikan kue pengantin, dan terakhir adalah Wedding Kiss. Malu rasanya diliat sebegitu banyak orang. Tapi, apa mo dikata, memang itu yang harus kami lakukan. Deg2an rasanya saat bibir kami saling mengecup. Dan selesai sudah. Indah. Indah sekali.

Lelah. Itu yang kami rasakan bersama. Tapi kami bahagia. Acara dapat kami selesaikan dengan baik. Dan kami pun siap pulang ke rumah untuk melakukan teh-pai dengan keluarga Michael. Setelah acara teh-pai, kami berfoto di kamar pengantin. Walaupun letih, kami berhasil melakukan dengan cukup baik. Dan, kali ini, selesai semuanya.

Malam Pertama.

Indah. Seindah yang selalu kami bayangkan. Bahagia rasanya menatap dirinya terbaring di sisi saya. Bahagia rasanya memeluk dirinya tanpa takut harus melepasnya lagi untuk pulang ke rumah. Bahagia rasanya saat tahu bahwa kami berdua sudah menjadi satu. Satu hati. Satu cinta.

Dedicated to Michael, my husband.
I'll never regret the day you became mine.
I love you, for the rest of my life.

Falling for You

Falling for You

Rasanya deg-degan banget waktu bangun pagi. Hari itu saya cuti barengan kekasih saya. Kami bakal test make-up di Cucu Bridal di Mangga Besar. Seminggu yang lalu, staf di Cucu Bridal tempat saya nanti make-up untuk pernikahan, sudah menelepon untuk mengingatkan janji kami test make-up sekaligus foto pengantin. Dan, gak terasa, saatnya udah tiba.

Sambil menunggu Michael dateng, saya mandi, makan pagi dan mencoba menyibukkan diri. Tapi rasa deg-degan ini gak hilang juga. Saya mondar-mandir ke sana ke mari, tapi gak ada yang bisa saya lakukan. Gak lama, Michael dateng juga. Dan, kami mulai sibuk memilah barang mana yang mau dibawa, barengan dengan Mama saya.

Sesampai di Cucu Bridal, kami langsung milih jas pengantin untuk Michael. Masih sibuk memilih jas, saya udah dipanggil untuk make-up. Jadi, saya udah gak tau lagi gimana kesibukan Michael memilih jas. Mama saya yang sibuk bantuin Michael. Mama emang sengaja saya ajak, supaya bisa bantuin saya saat memakai gaun pengantin. Kan Mama yang bikin gaunnya. ^-^

Sebentar2, Mama melongok masuk ke dalam melihat hasil dandanan saya. Gak lama, Michael juga masuk, untuk make-up pengantin pria. Saya senyum2 ngeliat dia bengong. Saya yakin banget kalo dia pasti gak suka sama dandanan saya. Dari awal kami bicara soal make-up, dia udah bilang kalo dia gak mau saya tampil dengan make-up yang berlebihan. Dia bilang, "Aku suka kamu dandan yang natural. Tipis-tipis aja. Kamu jauh lebih cantik kalo gak pake dandanan tebal." Makanya, saya udah berasa kalo saat dia liat dandanan saya, dia bakal gak sukaaaaa banget. Dia sih gak lama dandannya. Setelah selesai, dia langsung nunggu di depan. Pas saya keluar ruangan untuk ke bagian tata rambut, saya bisa ngeliat kekecewaan di wajahnya. Tapi saya gak peduli. Saya malah sibuk ngeliatin dia yang wajahnya jadi tambah keren. Hehehe...

Kami sama2 menuju bagian tata rambut. Pelan-pelan rambut saya disanggul, lalu kami sama2 milih rambut palsu yang cocok dengan dandanan plus bentuk wajah saya. Setelah itu, rambut saya disemprot pake multi-colour hair spray agar sewarna dengan rambut palsunya. Dan gak lama kemudian, saya sudah tampil cantik. Giliran Michael yang di-blow.

Saya dan Mama langsung menuju ruang make-up lagi. Saatnya saya milih crown, slayer dan accesories. Saya masuk. 2 orang staf udah nunggu di dalam. Mereka membantu saya memakai gaun pengantin. Setelah itu, crown dipilih. Kebetulan Mama sudah membawa crown, slayer dan accesories sendiri, karena takut kalau pilihan di Cucu Bridal tidak sesuai dengan warna gaun pengantin. Slayer-nya pun baru semalam ditaburi berlian2 kecil. Tapi setelah disesuaikan, ternyata crown dan accesories dari Cucu Bridal sudah bagus. Cuma slayer-nya saja yang kurang cocok. Akhirnya slayer buatan Mama saya yang dipakai.

Setelah siap, saya langsung keluar ruangan menemui Michael yang sudah siap dengan jas lengkap. Kali ini, saya bisa merasakan tatapan kekaguman yang terpancar dari matanya. Dan, kami berdua jalan menuju studio foto yang ada di ruko depan jalan Mangga Besar.

Setelah menunggu 1 jam, kami berdua siap untuk difoto. 2 pose pertama yang paling saya ingat, saat Michael memakaikan wedding ring di jari manis saya, dan saat saya memakaikan wedding ring di jari manis Michael. Indah. Pose selanjutnya mulai kabur. Yang pasti, Michael grogi. Maklum, dia gak pernah foto studio. Sedangkan saya udah beberapa kali foto studio. Cuma di awal2 foto, saya agak kaku. Tapi selebihnya, saya mulai relax. Berkali-kali Michael mengeluh, "Aku tegang banget nih. Kamu sih enak, udah biasa." Hehehe...

Satu moment indah saat Michael foto sendiri. Saya disuruh mundur karena "Pengantin pria foto sendirian." Saya langsung mundur, membiarkan Michael sendirian duduk sambil disorot lampu kamera. Saat itu, saya terpana. Entah apa yang sedang terjadi. Saya melihat Michael duduk, menatap saya - bukan memandang kamera - sambil tersenyum penuh cinta pada saya. Dan, saya merasakan suatu perasaan yang pernah muncul saat saya pertama kali mengenal Michael. Tanpa diduga, saya jatuh cinta lagi. Indah. Indah saat saya merasakan jatuh cinta lagi, yang melambungkan saya ke awan, yang berbunga-bunga dan penuh warna, yang menghilangkan segala sakit dan pedih, dan membuat saya jatuh ke pelukannya. Selalu... untuk selamanya.

Dedicated to Michael, my love.
Only you in the world can make me feel this way...
I'm falling in love, for the second time...
Falling for you, my love.

Nobody But You

Nobody But You

Selama ini saya mengira kalo kekasih saya itu gak pernah mengkhawatirkan apa pun. Dia selalu tenang. Gak pernah grasa-grusu. Gak pernah cemburuan. Pokoknya bener-bener tenang. Dia sendiri pernah bilang kalo dia gak takut kehilangan saya. Dia yakin kalo saya gak akan ninggalin dia atau melakukan hal-hal yang akan menyakitkan dia. Tapi ternyata ada hal yang selama ini dia ingin saya lakukan untuknya.

Tepat pukul 00:00 dini hari, handphone saya berbunyi nyaring. "Happy Birthday, Sayang," suara mesranya membangunkan saya tepat di hari ulang tahun saya. Senang rasanya mendapat ucapan selamat pertama kali dari kekasih tercinta. Setelah itu menyambung sms dari Papa saya. Padahal si Papa kan lagi di kamar bawah, tapi sempet-sempetnya ngasih ucapan via sms. Setelah itu, teman kantor saya yang lucu juga menyempatkan diri sms saat hampir jam 1 pagi. Karena ini hari Sabtu, jadi saya gak kerja. Makanya dia mesti pake sms. Anyway, hari ulang tahun saya yang ke-27 diawali dengan sangat bahagia.

Jam 8 kurang, doi udah datang. Padahal saya lagi asyik mandi. Sekeluar dari kamar mandi, doi udah berdiri manis sambil menyembunyikan tangannya ke belakang. Sekuntum mawar merah yang cantik tak lama menjadi milik saya. Senang rasanya, walaupun saya tahu kalau dia gak sempat membeli kado untuk saya, mawar itu sudah lebih dari cukup buat saya. Apalagi dia juga udah ngasih voucher makan di Domus Restaurant yang dia dapat dari point Amex Credit Card. Dia juga menyempatkan diri untuk membuat kartu ulang tahun yang manis. Setelah itu saya dipanggil Mama saya untuk membicarakan masalah barang-barang yang akan dibawa ke rumah kami. Lagi asyik-asyiknya ngobrol, tiba-tiba doi manggil. Di tangannya udah ada roti coklat dikasih lilin kecil warna pink. Lucu. Gak nyangka. Surprise. Pokoknya terharu biru deh. Make a wish. Fhuuuh, lilin pun saya tiup. Langsung saya peluk dan cium dia, "Makasih Sayang..."

Setelah itu, kami berdua berangkat ke rumah kami. Sesampai di sana, saya langsung beresin barang-barang yang kami bawa. Tak lama, Papa saya udah telpon. Mereka semua udah nunggu kami di Glosis, Mal Puri Indah. Kami emang rencana untuk makan bareng, sekaligus merayakan ultah kakak saya, adik saya dan saya, yang berulang tahun di bulan yang sama. Setelah menikmati makan enak, kami berdua balik lagi ke rumah. Melanjutkan beres-beres yang tertunda.

Senang rasanya menikmati kebersamaan kami. Saya membereskan kaset-kaset koleksi saya, dia tiduran membaca buku-buku saya yang udah disimpan di rak buku. Kami saling bercanda, saling menikmati rumah kami. Gak sabar rasanya untuk tinggal bareng di rumah.

Hampir jam 4 sore. Selesai mandi, saya masih sibuk beres-beres di dapur. Secepat kilat deh, soalnya kami mau langsung Candle Light Dinner di Domus Restaurant. Setelah selesai, saya langsung ke kamar tidur untuk mengambil tas saya. 'Loh? Kenapa kartu ulang tahunnya ada di ranjang? Rasanya saya gak ngeluarin kartu itu dari tas? Tapi??? Kok kartunya beda?' Saya perlahan mendekati ranjang untuk melihat kartu itu lebih dekat. Di balik kartu itu ada sebuah kotak berwarna merah yang cantik sekali. Perlahan saya baca isi kartu itu. Tertulis di dalamnya kata-kata indah dari Michael. "To My Sweetheart, You're a lovely girlfriend. * Time really flies when I'm with you. But I hope time can stop still for this day, so I can see your beautiful happy face all the time.* Michael."

Tersedu-sedu saya di samping ranjang. Sambil berlutut menikmati indahnya cinta. Masih terisak-isak, saya berdiri dan langsung memeluk Michael yang sudah beberapa waktu berdiri di depan pintu. Michael memeluk saya dengan erat, menenangkan saya yang masih meneteskan air mata. Lalu, dia mengajak saya untuk membuka hadiah darinya.

Saya bukan tipe cewe yang suka pake kalung, pake arloji, pake gelang, dan sebagainya. Tangan saya selalu polos, tanpa embel-embel. Saya cuma pake arloji kalo saya pergi ke pesta atau pergi makan di restaurant yang keren. Dan saya cuma punya 1 arloji. Itu pun bukan saya yang beli. Sebelum kenal dengan Michael, saya pernah dekat dengan seorang pria. Entah bagaimana, saat ulang tahun saya yang ke-25, dia membelikan saya hadiah arloji yang mahal. Dan, arloji itu yang selalu saya pakai ke pesta atau ke restaurant.

Saat saya membuka kotak berwarna merah itu, saya melihat arloji yang cantik sekali. Takjub rasanya. Saya gak nyangka kalo dia begitu sayangnya sama saya, sampai membelikan barang sebagus itu. Saya ambil arloji itu dan langsung saya minta dia pakaikan. Cara pakainya unik, karena bentuk talinya yang seperti ban pinggang. Pokoknya bagus banget deh. Terus terang, saya masih merasa takjub. Sampai saat ini pun, sembari menulis kisah ini, saya masih diliputi rasa takjub.

Satu kalimat yang diucapkan Michael membuat saya yakin kalau dia selama ini pun punya sedikit rasa gak nyaman, entah itu yang namanya cemburu atau bukan. Dia cuma mengatakan, "Mulai sekarang, kamu gak perlu lagi pake arloji yang dikasih sama orang lain." Saya sadar, dia gak ingin ada yang lain. Cuma dia. Gak ada yang lain. Dan itu yang akan selalu saya berikan padanya seumur hidup. Cinta saya hanya untuk dia. Gak ada yang lain.

Dedicated to Michael.
Thank you for the:

* 00:00 first call
* hugs and kisses
* sweet red rose
* yummy chocolate croissant
* cute candle
* beautiful watch
* nice candle light dinner (excluding the glass accident... ^-^)
* the beautiful wedding rings (I Love You, Honey...)
* delicious your-Mom-made marmer cake (always the best...)

I can't wait to see what my next surprise on my next year birthday.
^-*

Stronger than Ever

Stronger than Ever

30 Mei 2003, pagi-pagi, saya dan kekasih saya mulai hunting mencari furniture untuk melengkapi rumah kami nanti. Ketemu Toko Anugrah di sepanjang jalan KH. Hasyim Ashari (Roxy). Setelah tawar-menawar, akhirnya hari itu kami jadi juga DP untuk satu set kamar pengantin plus meja makan. Dengan harga tidak terlalu mahal, kami mendapat ranjang kayu beserta spring bed, meja rias, lemari pakaian 3 pintu, plus meja makan 4 kursi. Betapa leganya kami berdua telah menyelesaikan satu tahap dari beberapa tahap kegiatan yang harus kami lakukan.

01 Juni 2003, disertai kedua orang tua saya, kami mendatangi Sentral Restaurant untuk memilih kartu undangan dan kue pengantin. Setelah melihat-lihat, saya akhirnya menjatuhkan pilihan pada kartu undangan berwarna pink muda yang simple dan manis. Untuk kue pengantinnya, saya memilih kue pengantin dari Libra Cake yang sederhana tapi indah.

07 Juni 2003, AC mobil Michael gak dingin. Terpaksa dibawa ke bengkel AC. Menurut pemilik bengkel, AC-nya harus di-service dan diganti sana-sini. Kira-kira bisa habis 500 ribu lebih. Stress banget deh dengernya. Tapi, kami memilih untuk menunda service tersebut. Saya masih punya cara lain, mengecek di kantor. Kebetulan kantor saya punya teknisi mobil yang cukup handal. Siapa tahu...

13 Juni 2003, AC mobil Michael ternyata cuma rusak di switch 123-nya. Setelah diganti dan diisi freon, AC-nya udah dingin lagi. Gak butuh banyak biaya. Cuma perlu 65 ribu ajah. ^-^

14 Juni 2003, urusan surat pengantar dari Ketua Lingkungan untuk Pemberkatan Pernikahan beres sudah. Padahal saya udah stress berat, gara-gara minggu lalu Ketua Lingkungannya gak di rumah, dan pagi tadi beliau malah belum bikin sama sekali. Tapi siang ini, surat tersebut sudah jadi. Senangnya... Dan sore itu kami pun pergi ke Gereja untuk Kursus Persiapan Perkawinan (KPP).

15 Juni 2003, mobil Michael ngadat lagi. Jalannya ndut-ndutan. Bikin stress. Terpaksa deh, setelah KPP, dibawa ke bengkel resmi Suzuki daerah Kelapa Gading. Kebetulan dulu Michael selalu ke sana. Setelah jalan sama saya, baru dia urus mobilnya ke bengkel langganan Papa di Ciledug. Tapi, tetep ajah dia butuh second opinion. So, dibawalah mobil itu ke sana. Menurut bengkel Kelapa Gading tersebut, ada spare-part yang mesti diganti, dan harganya 975 ribu. Buseeeeeeet... pucat pasi deh wajah kami berdua saat itu. Setelah mikir sana-sini, kami sepakat untuk menunda hal itu. Biarlah kami ber-ndut-ndutan ria selama beberapa lama, daripada mengeluarkan ongkos yang segitu guedenya...

16 Juni 2003, Papa saya meminta bantuan montir langganan beliau yang di Ciledug untuk memeriksa kondisi mobil Michael. Dan keliatannya gak ada masalah besar. Cuma butuh dicek aja, dan harus dilakukan di bengkelnya di Ciledug. So, janjian deh untuk ke sana.

18 Juni 2003, Michael penuhi syarat untuk pindah rumah. Pagi-pagi sekali saya jemput Michael dan orang tuanya menuju rumah kami. Setelah syarat dipenuhi, kami pun pulang. Kebetulan kami berdua minta cuti hari itu. Seharian kami bersenang-senang. Sambil menunggu Michael dengan urusannya, saya mampir ke Smailing Tour untuk melihat-lihat. Setelah itu, kami menuju Mal Ciputra untuk nonton MATRIX RELOADED. Well... gak nyesel deh... Seruuuuuuuuu buangets... ^-^

21 Juni 2003, pagi-pagi kami pergi ke Ciledug untuk beresin mobil. Dan ternyata, kabel businya ada 1 yang putus. Setelah diganti (sang montir punya cadangan 1 kabel busi yang berwarna kuning cerah), jalanlah mobil tersebut dengan lancar. Kami pun meninggalkan bengkel tersebut dengan hanya membayar 20 ribu untuk ongkos, itu pun diterima dengan terpaksa oleh si montir. Montir itu memang sering tidak memberikan charge untuk pelayanannya, karena beliau sudah kenal Papa saya sejak saya belum lahir, sehingga beliau tidak enak kalau harus kasih harga untuk service kecil-kecilan. ^-^
Kami langsung mengunjungi rumah untuk beres-beres. Ternyata Papa dan Mama saya udah ada di sana. Mereka sedang sibuk memasang besi untuk gorden. Saya dan Michael lalu turun tangan membantu mereka. Saya dan Mama sibuk menyapu dan mengepel lantai, sedangkan Michael membantu Papa saya membuat kawat nyamuk kecil untuk lubang-lubang angin di dinding atas pintu rumah.
Setelah beres, Papa dan Mama pulang duluan. Ditinggallah saya dan Michael berdua untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih ada. Sekitar jam 14:30 kami pulang. Mandi. Lanjut KPP deh.

22 Juni 2003, dengan badan pegal-pegal, kami KPP hari terakhir. Setelah itu, langsung ke rumah untuk pasang ranjang. Seharian lagi, kami menemani sang tukang memasang ranjang, meja rias, lemari pakaian dan meja makan. Cape, tapi seru!
Tiba-tiba ada orang memanggil-manggil di luar. Setelah saya hampiri, ternyata orang dari Telkom. Gak disangka-sangka, permintaan pasang baru telepon yang saya lakukan 03 Juni 2003, sudah dapat jawaban. Kami tinggal membayar biaya pasang baru di Telkom BSD, langsung dapat nomor telepon. Padahal tetangga saya butuh waktu 6 bulan untuk pasang telepon.

24 Juni 2003, iseng-iseng telepon ke Bank NISP untuk menanyakan soal KPR yang sudah diajukan 13 hari yang lalu. Wah, senangnya... Gak disangka kalo KPR Michael udah disetujui, tinggal tunggu BI Checking aja (lagi ada connection problem di BI, sehingga butuh waktu lebih lama). Abis itu, bisa langsung KPR selama 5 tahun untuk melunasi rumah kami. ^-^

Berkat Tuhan tidak pernah berhenti...
Dari setiap masalah yang Tuhan berikan, selalu ada masalah lain yang terpecahkan. Dari masalah yang paling sulit sampai masalah yang paling simple, semua terpecahkan satu persatu. Satu persatu. Masih banyak hal dan kegiatan lain yang harus kami lakukan. Masih banyak masalah yang akan muncul dalam perjalanan kami menuju pernikahan. Tapi kami yakin, selalu akan muncul pemecahan untuk setiap masalah kami.

Dedicated to Michael.
I believe that each and every problem will make our LOVE stronger than ever.
I love you.
^-^

Are They Angels?

Are They Angels?

Jumat, 2 Mei 2003, hari itu rencananya saya membawa mobil calon suami saya ke kantor untuk pertama kalinya. Dari 3 hari sebelumnya, saya sudah merencanakan untuk pergi ke ITC Roxy Mas bareng temen saya. Wah, pokoknya bahagia banget deh. Apalagi, sejak mobil doi dititip di rumah saya, saya gak pernah bawa mobil ke kantor. Kan pengen juga loh sekali-kali ngantor gak pake kendaraan umum.

Pagi itu saya bangun jam 6, bersiap-siap untuk membawa mobil tersebut ke pom bensin. Kebetulan minggu lalu, doi gak sempet ngisi bensin. So, mesti saya yang ngisi pagi-pagi sekali. Mumpung belum jam 6:30, bisa2 kena "three in one." Jam 6:15, saya segera berangkat ke pom bensin. Mendadak, saya menyadari kalo lampu signal oli di mobil, nyala terus. Beberapa waktu yang lalu, memang lampu itu udah nyala, tapi kami semua (saya, doi, dan papa saya) menduga itu dikarenakan switch-nya yang gak bener. Masalah tersebut sudah kami bereskan seminggu yang lalu. Tapi nyatanya, lampu itu masih menyala. Nekat, saya terus mengendarai mobil.

Sesampai di pom bensin, sembari menunggu antrian, saya bengong sendirian. Saya baru ingat kalo saya gak bawa handphone. Abisnya, pom bensin itu gak jauh dari rumah saya. So, gak perlu bawa handphone lah... Tiba-tiba... loh... mesin mendadak mati. Saya panik. Kenapa gini? Setelah distarter, nyala lagi. Tapi, hati saya mulai dag-dig-dug gak karuan. Cepat2 saya isi bensin, supaya bisa segera nyampe rumah.

Setelah acara isi bensin selesai, saya segera menyalakan mobil, dan buru2 jalan ke arah Semanggi. Sesampai di depan Hotel Crowne Inn Plaza, saya mendengar bunyi2an seperti mesin motor di sekitar saya. Kebetulan saya gak nyalain AC, sehingga saya buka jendela. Saya pikir, ngapain sih motor di belakang saya, gak lewat2 dari tadi. Sambil nengok, saya baru sadar kalo gak ada motor di belakang maupun di samping saya. Ternyata, bunyi mesin itu asalnya dari mesin mobil saya sendiri. Panik, saya menepi ke pinggir. Saya coba starter, tapi mesin gak mau nyala. Menyesal banget saya gak bawa handphone. Hampir menangis, saya memukul setir mobil sambil menyesali kebodohan saya. Lalu saya keluar dari mobil, sambil celingak-celinguk, tanpa tahu harus berbuat apa.

Tapi Tuhan sungguh baik pada saya. Di depan saya, saya melihat ada seorang bapak tua yang sedang mendorong gerobak, entah berisi bubur ayam, entah soto mie, atau apa lah dagangannya. Bapak itu melewati saya sambil bertanya, "Kenapa Neng? Mogok yah?" Saya menganggukkan kepala dengan semangat campur panik. "Iya Pak. Mobilnya gak bisa nyala."
"Sini, saya dorong. Neng masuk ajah ke dalam mobil."
Dan... didoronglah mobil saya oleh bapak tua itu, sendirian. Saya masih kebingungan, harus dibawa ke mana mobil ini. Tiba-tiba bapak tua itu berteriak, "Neng, dibawa masuk ke gedung aja. Biar gak usah diderek."
Dan... saya otomatis mengarahkan mobil saya, memasuki halaman parkir Gedung Otorita Asahan. Setelah itu, bapak tua itu segera berlari meninggalkan saya menuju gerobak dagangannya, sambil menyuruh saya untuk bicara dengan seorang bapak yang sedang menyapu di halaman parkir tersebut.

Bapak yang sedang menyapu itu, segera menghentikan kegiatannya, dan menghampiri saya. "Kenapa Neng?" tanyanya dengan pandangan bingung.
Saya menjelaskan apa yang terjadi. Lalu beliau menyuruh saya untuk memarkirkan mobil di sebelah dalam. Kami berdua segera mendorong mobil ke belakang, untuk kemudian membelokkannya ke sebelah dalam. Cukup melelahkan karena jalanan di belakang mobil tersebut, agak terjal. Tapi kami berdua berhasil memarkirkan mobil dengan baik.

Tak lama, muncul seorang bapak lain dari dalam gedung. Sambil bertanya, bapak ini menyuruh saya membuka kap mesin mobil. Beliau memeriksa sebentar, lalu menyuruh saya untuk menelepon ke rumah. "Saya bisa pinjem telepon gak, Pak? Saya gak bawa handphone."
Bapak yang baik hati itu segera mengeluarkan handphone dari saku celananya. Segera saya menelepon Papa saya dan Michael, mengabarkan musibah ini.

Setelah itu, Papa datang menjemput. Mobil pun ditarik ke rumah. Dan saya berangkat ke kantor. Keesokan harinya, montir kepercayaan Papa, datang memeriksa mobil. Ternyata mobil sudah bermasalah, sehingga harus direparasi. Saya sempet merasa bersalah. Gara-gara saya bawa mobil, bikin mobilnya rusak. Apalagi biaya untuk reparasi tersebut, mahal sekali. Doi sampe kesel karena ini terjadi, di saat kami sedang butuh uang untuk biaya pernikahan. Tapi doi meyakinkan saya kalau itu bukan kesalahan saya.

"Yen, kalau pun bukan kamu yang mengalami, pasti aku yang akan mengalaminya."
Saya baru ingat kalau malam itu, dia emang mau bawa pulang mobil, karena besoknya kami rencana mengajak orang tuanya menengok rumah yang sudah direnovasi. Saya juga baru sadar, masih untung saya yang mengalami. Kalau dia yang mengalami, pasti dia akan lebih susah. Pagi2 saya yang kena, masih lebih mendingan dibanding dia yang kena malam2.

Tuhan sungguh baik. Tuhan masih mengirimkan 3 orang malaikat-Nya untuk menjaga saya. Berkat Tuhan tidak pernah berkurang pada kami berdua. Berkat Tuhan selalu mengiringi langkah kami.

Malaikat Tuhan tidak cuma 3 yang Ia kirim. Masih ada 1 Malaikat lagi yang menolong kami berdua. Kira-kira 2 hari yang lalu, seorang kakek2 berusia 65 tahun, mendatangi rumah saya. Kebetulan Papa lagi gak ada di rumah. Yang ada cuma Mama saya. Kakek tersebut menawarkan 2 buah bangku ukuran 2 dudukan dari bambu. Karena kasihan, Mama menyuruh kakek tersebut menunggu Papa saya. Setelah Papa saya pulang, Papa saya juga merasa kasihan. Dibelilah 2 bangku tersebut. Saat saya pulang dari kantor, saya kaget sekali melihat ada 2 bangku besar menunggu saya di belakang rumah. Dan, saya langsung tertarik dengan salah satunya. Mama saya bilang, "Yen, daripada beli sofa juta-jutaan, mending pake bangku ini ajah. Gimana? Coba diskusi sama Michael." Papa saya bilang, "Sayang uangnya, kalo seneng, bangkunya ambil ajah. Gak usah bayar."

Saya tau, Michael mungkin gak terlalu suka. Kami berdua emang udah milih satu tipe sofa yang kecil untuk mengisi ruang tamu di rumah kami nanti. Tapi, mengingat harganya yang cukup mahal (1,1 juta), saya mempertimbangkan untuk menunda membeli sofa itu. Apalagi kami masih harus membayar biaya reparasi mobil yang mungkin bisa menghabiskan 1,5 juta. Saya cuma mikir, Tuhan mengirimkan Malaikat-Nya di saat yang paling tepat.

Malamnya, saya langsung tanya ke Michael, dan Michael menyerahkan semua di tangan saya. Dia hanya butuh melihat seperti apa bangku bambu tersebut. Tapi, dari awal, dia sudah menyerahkan keputusannya pada saya. Puji Tuhan karena saya memiliki calon suami yang begitu penuh pengertian. Saat ini, bangku bambu tersebut sudah jadi milik saya. Dan siap mengisi rumah kami nanti.

Dedicated to Michael and "Kathy."
Hope "Kathy" will never be broken again...
^-^
And, thank you for the "Bamboe."

What a Birthday

What a Birthday

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday Dearest Michael... Happy birthday to you..."
Takjub. Surprise. Tak bisa berkata-kata.
Ekspresi itu yang muncul saat tahun lalu - tepatnya 21 Maret 2002 - saya mengajaknya ke ruangan yang sudah saya tata sedemikian rupa indahnya. Saat dia mendekati ruangan yang dari jauh terlihat gelap itu, dia sampe terperangah melihat nyala lilin di atas kue ulang tahun yang sengaja saya belikan untuknya.
Senang karena berhasil mengejutkannya, saya spontan memeluknya dari belakang. "Ayo, make a wish, dan tiup lilinnya," kata saya kepadanya.
Masih dalam suasana hening, dia memejamkan matanya, lalu meniup lilin ulang tahunnya. Saya melepaskan pelukan saya untuk bertepuk tangan. Dan, saat dia berbalik menghadap saya, dia mencium saya dengan lembut. "Thank you, Yen. Selama ini, gak ada yang pernah memberikan hadiah seindah ini buat aku."
Tapi, hadiah dari saya bukan cuma itu. Saya masih memberikan sebuah ikat pinggang dan dompet untuk kunci mobilnya. Sampai detik ini, ikat pinggang dan dompet kuncinya masih dia pakai. Saya senang. Senang karena saya sudah memberikan hadiah yang bisa selalu dia pakai.

Setahun sudah berlalu... Saya masih ingat, saat saya bertanya kepadanya, hadiah apa yang dia inginkan untuk ultahnya di tahun 2003 ini. Dia bilang, "Apa pun yang kamu berikan, pasti bagus buat aku. Aku percaya, kamu gak akan memberikan hadiah yang gak bagus buat aku. Dan, aku yakin kamu membeli hadiah buat aku dengan perasaan sayang dan cinta."
Terus terang, saya panik. Hadiah seperti apa lagi yang kira2 bisa bikin dia seneng??? Jelas saya gak sanggup beliin dia mobil - walaupun saya tahu dia pasti bahagia sekali kalo dapet mobil baru - karena harganya terlalu mahal. Saya bingung memikirkan hadiah ultahnya. Saya gak mau memberikan hadiah yang biasa2 saja buat dia. Saya ingin memberikan yang istimewa buat dia.

Tiba saatnya, tepat pada tgl 21 Maret 2003, pukul 00:00 saya menelponnya untuk mengucapkan Happy Birthday. Dia terkejut sekaligus gak nyangka kalo saya masih sempat bangun di tengah malam tersebut hanya untuk mengejutkannya. Ohya, saya dan dia berencana cuti barengan hari itu. Kebetulan kami harus mengurus serah terima kunci rumah, sehingga kami berdua memilih hari itu untuk sekalian bisa merayakan ulang tahunnya.
Pagi2 sekitar jam 9 dia udah nyampe di rumah saya. Karena mobilnya dititip di rumah saya, terpaksa dia datang naik kendaraan umum. Kesibukannya dari pagi - mandi, makan, sampe menunggu kendaraan umum - membuat dia lupa kalau hari itu dia berulang tahun. Dia baru ingat saat di lantai atas, saya mengucapkan Happy Birthday dan mencium pipinya. Saya juga sudah menyiapkan hadiahnya. Tapi... mungkin bukan surprise lagi buat dia...

Kira2 2-3 bulan sebelum hari H, dia pernah bilang kalau dia kepingin beli tas kerja yang bagus, berhubung tas kerjanya sudah agak tua. Tapi, dia juga mengingatkan kalau dia agak pemilih dalam membeli barang seperti itu. Jadi intinya, cuma dia yang bisa milih tas kerja untuk dirinya sendiri.
Saat kami ke Carrefour di Ambasador, saya menyadari kalau dia tertarik dengan satu model tas kerja merk Polo. Modelnya yang unik ternyata sudah menarik hatinya. Sayangnya, "Mahal yah..." dan dia tidak jadi membeli tas itu. Akhirnya, saya mengusulkan dia untuk membeli tas kerja model yang lain dan jauh lebih murah. Tapi, dia ragu2... Ya udah, saya bilang ke dia, "Nanti deh aku beliin buat ulang tahun kamu. Biar aku gak susah nyari2 kado buat kamu." Dan... dia pasrah... Bahkan setiap kali kami ke Carrefour, dia pasrah banget ngeliat tas murah yang sudah bisa dia pastikan akan menjadi miliknya saat Maret nanti. ^-^

Saat itu, ketika dia membuka pintu mobilnya, surprise sudah menunggunya di tempat duduknya. Saya menyempatkan diri membeli tas plastik yang lucu. Dan di tas plastik itu sudah berisi hadiah ultahnya. Dia langsung tersenyum senang. "Wah, aku sampe lupa kalo kamu mau kasih aku kado." Lalu, saya mengajaknya untuk duduk dan membuka hadiahnya. Senaaaaaaang banget waktu liat dia terbengong-bengong menarik tas kerja hitam bermerk Polo. "Loh, Yen??? Kok yang ini???" Saya cuma tersenyum berseri-seri. "Yen, ini kan mahal..." katanya lagi.
"Gak ada yang mahal buat kamu." Terus terang, saya gak bisa lupa tatapan matanya yang penuh haru saat saya mengatakan itu. Sambil berusaha agar tidak ketahuan keponakan saya yang lucu - yang sibuk bertanya-tanya, "Itu apaan, Om?" - dia ngumpet2 di balik tas kerja barunya untuk mencium saya. Hehehe. Gak berhasil tuh. Karena keponakan saya yang lucu penasaran banget, mau tau apa yang dilakukan si Om terhadap tantenya. Walhasil, keponakan saya yang masih melongo dengan mulut penuh iler, malah ikut mengintip ke balik tas kerjanya sambil sibuk bertanya, "Kenapa Om?" Hihihi. Pokoknya jadi kocak banget deh. ^-^
Ohya, saat dia membuka resleting tas barunya satu persatu, dia menemukan ada VCD di dalam tas itu. Dia mengangkat VCD itu dengan pandangan bertanya. Saya bilang, "Itu buat kamu juga. Sayangnya cuma bisa pasang di komputer. Ada kesalahan teknis waktu merekam." Dia tidak keberatan. Dia terlalu senang untuk memberikan komplain. Hehehe...

Sepagian itu kami lewati di rumah kami tercinta. Acara serah terima kunci rumah sudah kami lakukan. Dan, untuk merayakan 2 peristiwa penting hari itu, kami makan di Carrefour Puri Indah. Sepanjang jalan, tak henti2nya dia berterima kasih atas hadiah yang saya belikan untuknya. Saya pun tak henti2nya mengucapkan, "Your Welcome, Honey."
Setelah selesai semua, kami pulang ke rumah. Sesampai di rumah, dia penasaran ingin melihat VCD apa yang saya berikan padanya. Kali ini pasti jadi surprise buat dia...

Hampir 6 bulan terakhir ini, saya sibuk mencari 1 film yang pernah saya tonton di VCD beberapa tahun yang lalu, pinjam dari teman adik perempuan saya. Film itu bagus banget. Saya suka banget. Tapi waktu dulu, saya gak pernah berpikir untuk membelinya. Nah kebetulan, doi gak pernah nonton film ini. Selama 6 bulan terakhir ini, saya mencari VCD originalnya, tapi gak pernah ketemu. Dan, akhirnya saya menarik kesimpulan, kalau film tersebut gak pernah dibuat originalnya. Untuk mencari bajakannya, jelas sulit, karena film itu sudah cukup lama. Saya memesan adik saya untuk meminjam lagi dari temannya, tapi sepertinya si teman itu sulit ditemui. Dan saya pasrah... sampai beberapa hari sebelum ultahnya, adik saya yang laki2 memberi tahu kalau dia menemukan salah seorang temannya punya film itu, dan berbaik hati meminjamkannya untuk di-copy. Saya girang banget. Akhirnya, film itu bisa juga saya persembahkan buat si dia.
Setelah acara meng-copy selesai, ternyata VCD tersebut hanya bisa dipasang di komputer. VCD player tidak dapat membaca formatnya. Sempet kecewa, tapi saya sudah cukup senang karena berhasil menemukan film itu.

Malam itu, saya segera meminta adik saya menyalakan komputernya. Lalu, barengan si dia, saya pasang VCD tersebut, dan menunggu reaksinya. Waaaaaah... bener2 ekspresinya gak bisa dibandingkan dengan apa pun. Matanya sampe berkaca-kaca saat melihat judul film tersebut muncul. One Fine Day. Michelle Pfeiffer dan George Clooney. Saya inget, dia pernah bilang kalo kepingin banget nonton film ini. Dia gak pernah berhasil. Sejak itu saya bertekad, akan mencarikan film ini buat dia. Dan saya berhasil. Pelukan eratnya sudah menambah keyakinan saya sekaligus benar2 membuktikan kalau saya memang berhasil.

Dedicated to Michael.
Happy birthday, Honey.
In all your lifetime, just wait for your next surprises on your next birthdays...

Yes, I Do

Yes, I Do

Tanpa disadari, air mata saya menetes membasahi pipi. Dengan lembut, kekasih saya mencium kedua mata saya, berusaha menghentikan linangan air mata yang malah semakin deras. Malam ini, saya dilamar.
Awalnya, kami cuma bercanda. Mengingat hari lamaran makin dekat, saya menggodanya. "Sayang, aku mau donk dilamar gaya barat. Kamu bawa2 cincin sambil berlutut. Hehehe." Saking isengnya, kami berdua malah bikin2 skenario lucu. Sampe akhirnya, malam itu saya sibuk mencari cincin koleksi saya. Ketemu deh. Cincin berbentuk kepala harimau bertatahkan berlian berlapis emas putih. Cincin unik tapi manis itu saya beli di Hongkong, beberapa tahun yang lalu. Setelah itu, saya sibuk mencari tempat cincin berbentuk hati yang pernah saya dapatkan waktu kakak saya menikah dulu.
Lalu, kami berdua larut dalam suasana hening. Dia menghampiri saya. Memegang kedua bahu saya sambil menunduk memandang wajah saya. Tatapan matanya yang penuh cinta tiba2 saja membuat saya terharu. "Sayang, hubungan kita sudah berjalan setahun lebih. Aku ingin menjadikan hubungan kita lebih dari cuma sekadar pacaran," sambil berlutut di hadapan saya dan memberikan cincin, dia melanjutkan kata2nya, "Maukah kamu menikah denganku?"
Tak perlu banyak kata. Saya langsung menangis antara haru dan bahagia. Dalam pelukannya, saya berkata, "Ya. Aku mau."

Keesokan harinya, kami berdua sibuk sekali. Dari urusan gereja sampai mencari hiasan untuk membuat parcel. Rencananya, saat hari lamaran nanti, pihak laki2 membawa parcel buah dan parcel makanan. Karena parcel buah sulit untuk dibuat sendiri, kami akhirnya memutuskan untuk menggunakan jasa toko buah2an. Tapi untuk parcel makanan, saya menawarkan diri untuk membuatkannya. Jadilah hari itu, kami berdua keliling2. Diawali dengan dia mengurus dokumen di gerejanya, ke rumah temannya untuk mengambil VCD gratis (whoaaaaaa... nambah2in koleksi VCD Yenny... bikin seneng deh...), ke Citraland (beli pita2 plus hiasan2 untuk parcel), sampe akhirnya mampir ke rumahnya untuk membuat parcel.
Susah2 gampang ternyata membuat parcel. Tapi akhirnya kami berdua berhasil membuat parcel yang cantik.
Setelah makan malam di rumahnya, kami pulang ke rumah saya untuk nyobain VCD2 yang udah diambil dari rumah temennya. Wah, gak rugi banget deh. Pokoknya walaupun lelah, kami sama2 senang dan happy.

Hari lamaran telah tiba... Entah memang musimnya lagi hujan terus2an, atau gara2 mau memberikan rejeki berkelimpahan buat kami semua, sedari pagi hujan deras gak berenti2. Sempet panik juga, soalnya kasihan banget kalo dia dan keluarganya mesti kehujanan saat mau melamar saya. Tapi untung banget, hujan berhenti tepat saat mereka tiba di rumah saya. Ohya, orangtua saya sudah pernah berkenalan dengan orangtuanya, jadi mereka udah gak canggung lagi. Beda dengan jaman kedua kakak saya dulu. Waktu itu, mereka gak pernah kenalan dengan orangtua kedua calon kakak ipar saya, jadi saat lamaran, masih keliatan canggung.
Bangga rasanya melihat kedua kakak saya menerima parcel dari orangtuanya. Apalagi setelah kakak kedua saya bilang, "Parcelnya bagus yah." Terus, dia melirik saya yang senyum2 senang, "Pasti elo yang bikin yah." Waaah, tambah bangga deh. Bisa2nya dia menuduh kalo saya yang bikin parcel bagus itu. Hehehe.
Setelah para orangtua itu berbincang2 (saya dan dia gak ikutan, kami berdua cuma nguping dari dalam... hehehe...), saya dipanggil ke depan. Saat itulah, saya dikalungi kalung emas oleh mamanya. Dan memang, itu adalah yang paling penting dalam acara lamaran, di mana saya sudah diikat oleh keluarganya, supaya tidak ke-mana2 lagi. Setelah itu kami semua pergi makan siang bareng di Bakmi Metropolitan. Asyiiiik... ^-*

Selesai sudah acara lamaran. Sejak hari itu, saya sudah bisa bilang dengan bangga, "Yenny sudah sah jadi calon istri Michael. Jadi, Michael gak boleh ngelaba cewe2 laen." Lucunya, dia langsung memandang dengan tatapan sedih bercampur nakal, "Bukannya dari dulu juga udah gak boleh ngelaba???" Waah, kalo udah gitu, biasanya saya langsung memekik, "Emangnya kepingin yah???" sambil mencerucutkan bibir saya. Dan, dia mulai sibuk baik2in saya. Entah dengan cara apa, semua yang dia lakukan untuk menyenangkan saya, pasti selalu berhasil. Itu sebabnya saya selalu mencintai dia. Sekarang. Selalu. Selamanya.

Dedicated to Michael, my husband-to-be.
I Love You.
The Only You.
^-^

Valentine Cinta

Valentine Cinta

Valentine tahun ini benar-benar luar biasa. Hari Valentine ini adalah hari jadi kami yang pertama. Kami berdua telah berhasil melewati 1 tahun masa percobaan dalam pacaran. Kami boleh bernafas lega karena telah lulus tahun pertama. Tapi kami masih harus melewati banyak tahun lagi. Kami harus melewati seumur hidup kami berdua. Dan kami harus terus lulus.

Pertama kalinya dalam 1 tahun ini saya mendapat bunga mawar darinya. Mawar tercantik yang pernah saya lihat. Well, calon saya ini tidak pernah memberikan bunga mawar kepada siapa pun. Jadi, sungguh satu kehormatan kalau bisa mendapat bunga mawar cantik darinya. ^-^

Kami memang sepakat untuk tidak memberikan hadiah apa-apa di Valentine tahun ini. Tahun lalu dia sudah memberikan hadiah buat saya. Dia memberikan hari Valentine terindah. Hari di mana semua kebahagiaan ini dimulai. Hari di mana saya mendapat tempat paling dekat dengan hatinya. Hari di mana kami memulai hubungan kami sebagai 2 manusia yang berjanji untuk saling membahagiakan. Saya percaya kalau itu akan selalu jadi hadiah yang paling indah. Dan, tahun ini saya memintanya untuk tidak memberikan hadiah lagi. Karena hadiah tahun lalunya saja masih belum habis. Kebahagiaan yang dia berikan masih selalu mengikuti hidup saya.

Tapi ternyata dia masih ingin memberikan surprise buat saya. Dan dia memberikan bunga mawar. Sesuatu yang tidak pernah saya impikan akan datang darinya. Sesuatu yang saya yakini tidak akan pernah dia berikan untuk saya. Memang aneh. Saya gak nyangka kalo dia bisa memberikan itu buat saya. Tapi ternyata, cinta memang bisa melakukan apa saja. Bahkan dia, seorang yang tidak percaya akan keromantisan lewat bunga mawar, bisa menyempatkan diri di pagi Valentine untuk membelikan saya bunga mawar yang cantik...

Dan, apa balasannya?
Saya persembahkan chocolate heart-shaped cake buatan saya. Dia surprise banget. Gak nyangka kalo saya menyempatkan diri untuk bikin kue buat dia. Suatu kebahagiaan buat saya saat memandangnya melahap kue-kue buatan saya dengan penuh kenikmatan.

Well, Valentine tahun ini kami memang tidak pergi makan di restaurant, tidak memberikan hadiah-hadiah yang mahal, tidak merayakan dengan heboh. Valentine tahun ini kami hanya di rumah, makan Spaghetti made in Nyokap, berbagi kue coklat bareng keponakan saya yang lucu-lucu, dan... b-e-r-p-e-l-u-k-a-n...

Dalam hidup ini, berpelukan dengan orang yang kita cintai, sangat membahagiakan. Tak perlu kata-kata, tak perlu apa-apa. Hanya pelukan. Kesedihan, kemarahan, kebencian, semua akan lenyap tanpa perlu banyak bicara. Dan, itu yang selalu kami lakukan. Bahkan, malam ini, saat saya menulis ini, saat saya dan dia dalam keadaan emosi yang campur aduk, saya cukup merasakan pelukannya. Dan hati beku saya pun mencair. Hati saya kembali dipenuhi cinta. Hati saya kembali rindu padanya.

Dedicated to Michael.
Thanks for the Rose.
Thanks for the Hugs.
Thanks for the Kisses.
Thanks for being just You.
I Love U.

Bagaimana Anda Mengungkapkan Cinta kepada Pasangan Anda?

Bagaimana Anda Mengungkapkan Cinta kepada Pasangan Anda?

14 Februari 2003 nanti adalah hari yang dikenal sebagai Valentine's Day. Hari itu sekaligus adalah hari jadi kami yang pertama. Saya mengenal kekasih saya setahun yang lalu, tepatnya 19 Desember 2001. Dia mengirimkan sms ke HP saya, dan mengajak saya berkenalan. Kebetulan saya adalah seorang moderator dari mailing list Love Our Life. Dan dia adalah salah satu dari 400 anggota milis tersebut, saat itu.

Dari pertemuan pertama, kami sudah saling tertarik. Hati kami sudah sangat menyatu. Dan kami mengukuhkan cinta kami tepat pada 14 Februari 2002. Tak dapat dibayangkan betapa bahagianya saya saat dia 'meminta' saya untuk menjadi his Valentine's girl...

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak sikap dan cara yang dia lakukan untuk mengungkapkan cintanya kepada saya, begitu juga sebaliknya. Banyak juga suprise manis yang saling kami berikan untuk mengungkapkan cinta kami.
Saya selalu percaya bahwa ungkapan cinta tidak hanya dilakukan oleh mereka yang baru saja mau 'jadian.' Ungkapan cinta selayaknya dilakukan setiap ada kesempatan, tanpa memandang sudah berapa lama menjadi pasangan.

Tahun 2003 ini, kami akan melangsungkan pernikahan. Sudah sewajarnya bagi saya untuk lebih mengungkapkan cinta saya kepada pasangan saya. Dan ini selalu muncul dalam setiap perbuatan saya terhadapnya.
Maka, jika ada yang bertanya, 'Bagaimana Anda mengungkapkan cinta kepada pasangan Anda?' mungkin jawaban saya adalah seperti ini:

Saya mengungkapkan cinta kepada pasangan saya melalui sikap saya, melalui sentuhan saya, melalui tatapan mata saya. Hadiah-hadiah kecil bisa jadi membuatnya merasa surprise. Kata-kata pun dengan mudah diucapkan. Tapi, itu saja tidak cukup.
Saya tahu, saya cewe yang sangat cemburuan. Jadi... dengan mengurangi rasa cemburu dan rasa curiga saya, sudah merupakan ungkapan cinta saya kepadanya. Dan, saya yakin, dia pun tahu itu.
Ungkapan cinta tidak melulu harus dengan kata-kata, dengan hadiah-hadiah mahal, dengan bunga mawar berlusin-lusin, ataupun coklat-coklat manis berbentuk lucu...
Ungkapan cinta bisa diungkapkan dengan sedikit pelukan, senyuman manis, tatapan penuh cinta dan belaian sayang.
Bahkan, saat dia mengecewakan saya (dan sedang terbingung-bingung bagaimana caranya agar saya tidak marah padanya), cukup dengan memberikan kecupan kecil di pipinya, sudah meyakinkannya bahwa saya tidak marah lagi, dan masih mencintainya...
Dan kami kembali mesra... selalu... setiap saat...

Jadi, siapkah Anda mengungkapkan cinta kepada pasangan Anda, selamanya???
^-^

Dedicated to Michael, my only one.
Happy Valentine's Day.
February 14th, 2003.

Pernikahan Menakutkan bagi Kaum Pria?

Pernikahan Menakutkan bagi Kaum Pria?

Pernyataan di atas ternyata tidak sepenuhnya benar. Dari dulu saya selalu tertawa jika membaca cerita atau mendengar kisah di mana ada seorang wanita yang sudah bosan dengan kekasihnya, malahan meminta kekasihnya untuk segera menikahinya. Dan benar saja, tidak lama kemudian kekasihnya langsung memutuskan wanita tersebut, dan si wanita dengan senang berlenggang-kangkung mencari kekasih lain.
Selama ini saya menganggap itu adalah sesuatu yang benar adanya. Di mana seorang pria, berapa pun usianya, berapa pun kematangannya, selalu melihat pernikahan itu sebagai suatu hal yang MENAKUTKAN.
Padahal... tidak benar!!!
Saya bisa mengatakan itu tidak benar, karena bisa dibilang saya pernah mengalaminya sendiri.

Saat ini saya dan kekasih saya sudah sangat serius menjalani hubungan cinta. Dan kami berdua sudah sama-sama yakin bahwa kami memang ditakdirkan untuk bersama.
Dari awalnya, saya menyangka kalau dia pasti takut jika membicarakan hal pernikahan. Bukankah pria itu takut dengan yang namanya menikah? Bukankah pria itu takut diikat dengan komitmen seumur hidup? Sayang sekali, ternyata dia bukan tipe pria yang seperti itu. Malahan dia yang bersemangat sekali untuk menikahi saya. Dan ternyata, saya yang ketakutan menghadapi pernikahan kami. =(

Apa sih sebenarnya yang saya takutkan?
Banyak hal. Dari masalah pesta pernikahannya, sampai dengan saat nanti kami menjalani hidup.
Saat saya baru mengenalnya, kami memang sudah membicarakan masalah pernikahan. Waktu itu bahkan saya merasa, kok masih jauh yah... Padahal saya sudah ingin membahagiakan orang tua saya dengan pernikahan kami. Lalu kami dibebani dengan masalah rumah. Tapi Tuhan memberkati kami berdua. Saat ini kami sudah memiliki rumah sendiri. Walaupun kecil dan masih harus mencicil bertahun-tahun, rasanya lega sekali bisa mempunyai tempat untuk kami dan anak-anak kami tinggal nantinya.

Dengan berlalunya hari demi hari, gak terasa sudah hampir mendekati waktunya. Kami segera mencari tempat untuk resepsi (walaupun kami hanya mengundang saudara dekat), dan sayang sekali, waktunya tidak sesuai dengan yang kami inginkan. Itu artinya kami tidak dapat melakukan Sakramen Pernikahan pada hari yang sama.
Terus terang, waktu itu kami belum mendaftar ke gereja saya, karena masih ada sedikit kendala. Tapi lagi-lagi Tuhan memberkati kami. Ternyata masih ada tempat untuk kami melakukan Sakramen Pernikahan di gereja saya. Jadi, masalah tempat resepsi dan gereja sudah beres. Legalah saya.
Selesai masalah itu, ternyata masih ada masalah lain. Masalah materi. Kami mulai sibuk menghitung biaya kredit rumah, biaya notaris, biaya renovasi rumah, biaya honeymoon, biaya hidup sehari-hari, biaya persalinan anak, biaya susu, biaya... biaya... biaya... Kenapa kata biaya itu tak ada habis-habisnya berkumandang di telinga saya???

Dan, saya trauma... Saya benar-benar gak menyangka kalau hidup dalam suatu pernikahan itu bukan akhir dari masalah saya selama ini sebagai single-person. Pernikahan itu ternyata mengakhiri semua problems saya sebagai single-person, tetapi mulai memunculkan problems baru saya sebagai married-woman. Walhasil, saya langsung panik. Saya benar-benar panik. Dan saya, tanpa pikir panjang, meminta kekasih saya untuk menunda pernikahan kami, memintanya untuk membatalkan semuanya. Saya panik!

Lalu, apa yang ia lakukan?
Ia menatap mata saya dengan lembut sambil tersenyum penuh cinta, lalu perlahan ia memeluk saya dan berkata, 'Sayang, jangan panik. Selama ini kita sudah melalui semua masalah bersama-sama, dan kali ini kita pasti akan bisa melaluinya. Cinta kita pasti bisa menembus semua masalah. Ingat, Tuhan selalu memberkati kita berdua.'

Lunturlah semua kepanikan dan ketakutan saya. Saya sadar, semua pernikahan tidak akan luput dari kerikil-kerikil kecil. Dan itu termasuk pernikahan saya. Saya ingat, Tuhan selalu memberikan masalah kepada anak-anak-Nya agar anak-anak-Nya bisa semakin mendekatkan diri dengan-Nya. Kali ini, saya percaya, ada hikmah di balik semua masalah yang Ia berikan kepada kami berdua.

Tuhan, berkati pernikahan suci kami di hadapan-Mu.
Amin.

Dedicated to Michael, my future husband.
I can't wait to be by your side for the rest of my life.

Viola, A Home for Me

Viola, A Home for Me

Masih inget dengan jelas banget, kira-kira sebulan yang lalu, saya menangis di pelukan kekasih saya. Sedih rasanya melihat harga rumah yang makin melonjak. Salah satu rumah andalan saya, Metro Permata (Ciledug, Tangerang), udah naik sampe 50 juta dalam waktu 2 bulan, cuma gara-gara waktu Februari 2002 gak ikutan kena banjir. Gimana gak meledak rasanya kepala ini!!!
Rencana kami memang membeli rumah sekitar bulan Desember. Kami memilih Metro Permata karena kedua kakak saya sudah tinggal di sana sejak menikah. Papa dan Mama saya pun sangat mendukung kalo kami pindah ke sana nanti setelah kami menikah. Tapi melihat harga rumah di sana yang melonjak gila-gilaan, saya sempet stress berat.

Sampai akhirnya satu hari, kami mencoba untuk membicarakan mengenai perumahan lain yang layak untuk dikunjungi. Kami malahan terpikir untuk membuat daftar rumah-rumah yang akan kami tinjau. Waaah, sempet seneng juga tuh. Soalnya saya jadi bersemangat banget. Apalagi setelah melihat-lihat brosur rumah yang pernah kami ambil di salah satu pameran property di JHCC. Kami rencana mengawali Sabtu kami dengan pergi ke daerah Serpong, di mana ada perumahan Gading Serpong, Vila Melati Mas, dan Bumi Serpong Damai, lalu mungkin lanjut ke daerah Cipondoh melihat rumah di Banjar Wijaya, Taman Royal dan Modernland.. Lalu hari Minggunya, mungkin kami akan ke Taman Palem Lestari, disambung dengan Griya Permata, Duta Gardenia dan Puri Metropolitan. Sabtu berikutnya, mungkin kami akan ke Cibubur untuk melihat Kota Wisata. Setelah itu, hari Minggunya, kami rencana ke Lippo Karawaci.

Tapi semua rencana itu buyar dalam sekejap. Adik laki-laki saya diterima di UI, Depok. Ambil jurusan Ilmu Komputer. Setelah Papa dan Mama saya melihat daerah Depok, mereka cenderung memuji-muji daerah Depok yang sudah semakin maju. Dalam benak saya terlintas pikiran, 'Gimana kalo coba-coba ke daerah Depok? Kabarnya, rumah di sana masih murah.' Pikiran yang melintas itu saya ceritakan ke dia, dan kami sepakat untuk langsung mendatangi daerah Depok. Di sana ada perumahan Pesona Khayangan yang lumayan berbobot. Apalagi saya sudah ikutan mengantar adik ke UI, dan melihat sendiri daerah Depok yang mulai ramai.

Cuma... lagi-lagi rencana itu gagal. Ada berita kalo di Kosambi Baru akan dipasarkan rumah baru dengan cara pembayaran yang mudah. Kebayang deh kalo bisa punya rumah di Jakarta dengan harga yang masih terjangkau. Secepat kilat berita itu saya sampaikan ke doi. Dan doi setuju aja saya ajak ke Kosambi Baru untuk melihat-lihat lokasi. Malahan kakak saya menyempatkan diri untuk menemani saya melihat-lihat perumahan lain.

Tibalah hari itu, tgl 24 Agustus 2002, kami bertiga menjelajahi berbagai perumahan. Pertama-tama kami ke Kosambi Baru. Tapi entah mengapa, saya tidak tertarik melihat daerahnya. Akhirnya kami nekat ke Taman Semanan Indah, Griya Permata, Puri Metropolitan, Puri Media Kembangan dan terakhir ke Metro Permata 1 dan 2. Setelah melihat sana-sini, kami berdua sepakat untuk berkonsentrasi pada Griya Permata karena ditinjau dari harganya, masih lumayan murah dibanding yang lain-lainnya, apalagi Griya Permata masih satu kampung sama Metro Permata. Keesokan harinya kami kembali mengunjungi Griya Permata. Setelah melihat-lihat lokasi dan kecocokan harga plus fengshui rumahnya, kami sepakat memilih satu tipe kecil dari Griya Permata, walaupun saya belum sepenuhnya yakin dengan rumah itu. Masalahnya kami masih harus mengajak kedua orang tua kami melihat rumah itu, sekalian meminta pendapat mereka.

Saking stress gara-gara mikirin rumah, saya mendadak sakit panas. Sampe-sampe doi cemas banget dengan keadaan saya. Sepulang kantor, doi menyempatkan diri untuk nengokin keadaan saya di rumah. Tapi, saya udah agak sembuh. Setelah disuruh istirahat, doi pamit pulang. Sayangnya, keesokan harinya, badan saya panas tinggi. So, saya gak masuk kerja deh. Lumayan enak, istirahat di rumah, dan kerjaan lagi gak terlalu banyak. Nah, hari itu, saya dan kedua orang tua saya plus keponakan tercinta, pergi mengunjungi Griya Permata. Eeeeh, ternyata ortu saya gak suka tuh. Kata mereka, daerahnya kurang bagus. Berantakan. Gak terurus. Waaaah, sempet kecewa berat pada saat itu. Gak disangka-sangka kalo mereka gak suka sama sekali. Saking kecewanya, saya sampe gak tau lagi mesti bilang apa. Pas udah keluar kompleks, tiba-tiba saya terpikir untuk mengajak mereka ke Puri Metropolitan. Tadinya papa saya gak mau, tapi saya bilang kalo jaraknya gak jauh, cuma tinggal belok sekali doank. So, papa mau juga diajak ke Puri Metropolitan.
Lucunya, begitu masuk ke Puri Metropolitan, mereka langsung jatuh hati. Hehehe. Gak disangka-sangka juga deh. Apalagi, saya tiba-tiba jadi ingat kalo waktu pertama liat Puri Metropolitan, saya juga udah suka. Cuma karena kelihatannya masih agak sepi, kami waktu itu gak terlalu konsentrasi ke sana.

Setelah membicarakannya dengan doi, maka kami berdua sepakat untuk mengalihkan perhatian kami ke Puri Metropolitan, apalagi didukung dengan cara pembayarannya yang lebih mudah. Jadilah minggu berikutnya, saya, doi dan kedua orang tuanya berkunjung ke sana. Luckily, kedua orang tuanya juga suka dengan Puri Metropolitan. Dan ternyata, udah cukup rame tuh...

Kami melihat-lihat beberapa tipe rumah, dan saat itu juga, saya langsung jatuh cinta pada satu tipe mungil yang manis sekali. Dengan tampak muka berwarna pink manis, membuat hati saya langsung luluh melihatnya. Apalagi didukung dengan luas tanah yang cukup besar, walaupun bangunannya tergolong mungil. Sayangnya ada ketidakcocokkan fengshui yang harus dicari solusinya. Maka kami meninggalkan Puri Metropolitan dengan perasaan sedikit kalut. Tapi, setelah beberapa lama, kami berhasil mendapatkan solusinya.

Gak bisa diungkapin dengan kata-kata, gimana senengnya saya dan doi, waktu akhirnya kami jadi membeli rumah itu. Puji Tuhan. Itu yang selalu kami berdua kumandangkan dalam hati. Kami bersyukur banget pada Tuhan, karena membuat kami sanggup mewujudkan tujuan awal kami, sebelum kami melangkah lagi ke tujuan berikutnya.

Setiap kali mengingat awal perjuangan kami, saya selalu tersenyum bahagia sambil menangis terharu. Berkat Tuhan pada saya tidak pernah berkurang, malah semakin bertambah. Mungkin banyak yang tidak percaya kalau semua kebahagiaan ini saya alami. Tapi, itu benar adanya. Semoga akan selalu saya alami seumur hidup saya. Dan semoga semua orang yang membaca ini juga akan mengalami kebahagiaan yang sedang, dan akan terus, saya alami.

Dedicated to Michael.
Thank you for 'VIOLA.'
Thank you...
Thank you...
Thank you...
Michael, I love you, always and forever.

Surprise!!! Surprise!!!

Surprise!!! Surprise!!!

Selama ini, sudah 25 kali mengalami hari ulang tahun, saya selalu ingin mendapatkan surprise yang special dari orang yang paling saya cintai. Tapi tidak pernah saya dapatkan sesuai dengan yang saya inginkan.
Di hari ulang tahun yang ke-26 ini, justru saya mengalami surprise yang teramat sangat special from the one that I love.

Diawali dari keterlambatannya menunggu saya di tempat biasa saya turun dari mikrolet. Lucu sekali melihat dia tergesa-gesa menghampiri saya yang sudah berjalan ke arahnya. Lalu, dengan wajah polos, dia kembali tergesa-gesa mengeluarkan sesuatu dari tas kantornya. Ternyata rencana dia untuk menunggu saya sambil memegang birthday gift buat saya, gagal total. Semua gara-gara dia terlambat datang. Atau... saya yang terlalu cepat sampai di belakang gedung kantornya??? Hehehe.
Perlahan-lahan dia mengeluarkan tas kecil yang berisi lilin berbentuk wine-glass. "Iiih, lucu banget!" kata saya. Dia bilang, "Ini lilin wangi. Tapi musti dinyalain dulu." Saya cuma bisa bilang, "Thank you, sayang."

Sembari memandangi kado kecil itu, kami berjalan menuju parkiran mobilnya. Lucunya, sepanjang jalan dia bertanya terus, "Yen, kamu bener-bener seneng? Kadonya udah cukup?" Saya gak mungkin dong bilang kalo kadonya kurang atau terlalu kecil. Tapi dia malah meledek terus, "Bener nih kadonya udah cukup?" Malahan saya jadi curiga, jangan-jangan ada kado yang bakal nyusul lagi. Siapa tau... ^-*
Sampai di depan pintu mobilnya, saya sempet celingukan ke dalam, kali-kali aja ada kado lain yang udah nunggu di kursi belakang. Tapi ternyata gak ada tuh. Ya udah, saya pasrah aja dikasih kado lilin kecil. Pas saya buka pintu mobil, waaaaaaaaaaah... surprise banget... udah ada kado lagi nunggu saya tergeletak di kursi tempat saya duduk. Cuma... saya sempet curiga. Jangan-jangan dia kasih saya CD atau VCD. Kebayang gak sih kalo itu beneran...
Masalahnya, dia udah sering banget kasih saya CD atau VCD. Jadi, kalo sampe dia kasih lagi, bagi saya gak surprise. Malahan terkesan biasa aja. Padahal kalo denger dari persiapan dia cari kadonya, heboh banget.
Bayangin aja. Dia sampe seneng banget waktu tau saya mau company gathering di Cipanas, soalnya dia bisa beli kado tanpa saya tau kadonya apaan. Jadi, saya pikir, dia pasti beliin saya sesuatu yang gak bisa dibeli sepulang dia dari kantor. Kalo beli VCD atau CD, dia bisa beli waktu pulang kantor karena rumahnya deket banget sama Gajah Mada Plaza.
Pelan-pelan saya buka kado ke-2 itu, ternyata... bener-bener VCD. Judulnya 'Goodbye Mr. Cool' dengan pemainnya Ekin Cheng. Kebetulan saya emang pingin beli VCD itu. Seneng juga kok. Karena kado-kadonya bagus-bagus. Tapi yaaah salahnya saya, udah terlalu expect something special and unusual. Waktu dia tanya, seneng apa nggak, saya bilang seneng. Gak mungkin saya bilang kalo saya kecewa. Dia pasti sedih. =(

Tiba-tiba dia bilang, "Yuk keluar." Jelas saya bingung. Ngapain juga dia ajak saya keluar dari mobil. Kan rencananya kami mo pulang ke rumah aja. Tapi saya nurut aja diajak dia masuk ke gedung lagi. Taunya, dia ajak saya dinner di Chicago Ribs. Waaaaaaaaaah, surprise lagi nih. Saya sampe gak inget soal kado-kado yang dia kasih. Kami pesen minuman dulu. Lime Squash. Our favorite beverage.
Gak lama, kami pesen makanan. Chicken BBQ Steak and Chicken Barbeque Breast plus Crispy Calamary. Waaah, ternyata isinya Squid, menu Seafood yang paling dia suka. Asyik banget kami nikmati makanan, sampai dia bilang kalo dia ngerasa saya gak suka sama kado-kadonya. Jadinya, selama makan itu saya gak nafsu banget. Saya nyesel banget sampai bikin dia ngerasa kaya gitu. Ada 1 alasan lagi yang bikin saya jadi sedih. Dan saya malu karena punya pikiran jelek begitu.
Setelah 'bertempur' menghabiskan makanan, kami udahan juga. Kayanya dia gak tega liat keadaan saya yang semakin parah. Gimana gak parah... Saya bener-bener merasa bersalah. Bisa-bisanya saya kecewa dengan kado yang dia berikan. Saya bener-bener payah... =(

Sesampai di mobil, saat saya masih berkutat dengan kado-kadonya, tiba-tiba saja dia memberikan kotak kecil yang indah. Detik itu juga saya menangis di pelukannya. Saya gak kuat menahan semua beban sesal saya, sekaligus bahagia dengan surprise indah yang dia berikan. Tersedu-sedu saya, sampai air mata saya membasahi kemejanya. Dia hanya tersenyum sambil menenangkan saya.
Setelah tenang, saya gak sabar membuka kotak kecil itu. Udah kebayang pasti isinya indah banget. Dan ternyata...

Kira-kira beberapa bulan yang lalu, kami pergi ke Gajah Mada Plaza. Di salah satu sudutnya, kami mampir ke toko perhiasan. Ada satu kalung cantik dengan leontin indah berbentuk salib kecil bertatahkan berlian. Harganya pun cantik banget. Hehehe. Saya suka, tapi saya inget kalo saya gak mungkin beli kalung semahal itu. Ngeliat ekspresi saya yang sampai terpesona, dia sempet bertanya, "Yen, kamu pingin kalung ini?" Saya tau kalo saya mengiyakan, dia pasti langsung beliin kalung itu buat saya saat itu juga, tapi saya inget kalo dia juga mesti nabung untuk beliin rumah buat saya. So, saya bilang, "Gak kok. Ngapain sih? Sayang-sayang uangnya. Mendingan ditabung aja buat beli rumah."

Saat saya membuka kotak kecil itu, saya melihat sesuatu yang indah. Lebih indah dari yang pernah saya inginkan. Kalung cantik yang mirip dengan kalung itu. Kalung cantik dengan leontin indah berbentuk salib kecil. Bukan bertatahkan berlian, melainkan bertatahkan cinta. Cintanya yang tulus. Kalung cantik dengan leontin indah berbentuk salib kecil bertatahkan cinta. Betapa inginnya waktu berhenti berputar sehingga saya bisa menikmati perasaan cinta ini selamanya. Tapi saya tau, setiap kali saya bersamanya, saya akan selalu menikmati indahnya cinta selama-lamanya.

Surprise... surprise... entah berapa kali surprise yang sudah dia berikan buat saya. Surprise karena dia berikan surprise yang indah buat saya. Surprise!!!

Dedicated to Michael.
Thank you for the lovely birthday you gave me.
I'm waiting for lots of lovely birthdays of my life with you.
I love you.

Perfect... For Me.

Perfect... For Me.

Pernahkah kalian merasakan bagaimana dicintai dengan begitu tulus oleh pasangan kalian?
Saya pernah. Dan sekarang masih saya rasakan. Masih ingat kisah 'Keindahan yang Diberikan Tuhan' yang pernah saya kirim? Kali ini saya akan menceritakan lovely moments yang saya rasakan bersamanya.

Saya akui kalau saya memang tipe wanita yang manja. Saya gak rela kalo kekasih saya memperhatikan wanita lain. Tapi saya yakin kalau setiap wanita di dunia ini juga gak rela kalo kekasihnya memperhatikan wanita lain. Di kisah yang lalu saya pernah menyinggung mengenai kekaguman wanita lain padanya. "Masa lalu dia melibatkan banyak wanita yang selalu menyukai dan mengaguminya." Sampai detik ini, saya masih punya keyakinan kalau banyak wanita yang masih mengaguminya.
Bisakah kalian bayangkan kalau kekasih saya se-sempurna Tau Ming She??? Hehehe. Masih inget donk, siapa Tau Ming She... Tau Ming She adalah karakter dalam komik Jepang, yang difilmkan oleh Taiwan, dengan judul "Meteor Garden." Siapa sih yang gak kenal Meteor Garden? Siapa juga yang gak kenal F4? Terus terang, saya pengagum Meteor Garden dan F4. Bahkan saya sampai membuat 1 milis khusus yang isinya foto-foto F4. Tapi maaf, milis itu hanya pribadi saya dan doi. Kebetulan, doi juga tau kalo saya suka F4, makanya dia juga kadang-kadang ikutan cariin saya gambar-gambar F4. ^-^

Ok, kembali ke soal Tau Ming She. Tau Ming She adalah seorang laki-laki yang bisa dikatakan sempurna. Kaya, ganteng, macho, berkuasa dan banyak dikagumi wanita. Sayangnya A She agak angkuh. Tapi ini tidak mengurangi kekaguman wanita pada dirinya. Mulanya saya gak suka sama A She. Saya lebih suka melihat Hua Ce Lei yang lembut, sensitif, cool dan punya wajah lebih ganteng daripada A She. Bahkan waktu saya nonton video klip Meteor Rain (Liu Sing Yi), saya sampai deg-degan liat Ce Lei yang cute abis. Masih inget deh, waktu itu tiap kali nonton video klipnya, doi saya pasti nanya terus dengan tampang iseng, 'Masih deg-degan gak?' Hehehe. Tapi semakin lama, saya jadi suka sama A She. Saya melihat adanya sisi romantis dari cinta yang lebih mendalam pada A She. Walaupun dia kaya, tapi dia tidak memilih wanita yang dari kalangan atas. Dia malahan jatuh cinta pada San Chai, seorang gadis sederhana, miskin tapi pemberani. Bahkan ke-diktator-an sang ibu, tidak membuat A She mundur dalam memiliki San Chai.

Well, Tau Ming She memang sosok laki-laki yang mendekati sempurna. Siapa yang gak mau punya kekasih se-kaya, se-ganteng dan se-macho itu? Tapi, walaupun kekasih saya bukan Tau Ming She, ada 1 sisi yang dimilikinya, yang membuat saya bisa mengatakan kalo dia mirip dengan Tau Ming She. Dia memiliki cinta yang mendalam pada saya, seperti halnya cinta Tau Ming She pada San Chai.
Walau saya tidak se-cantik San Chai, tidak se-manis San Chai, tidak se-menarik San Chai, tapi saya boleh berbangga diri karena saya memiliki kekasih se-sempurna Tau Ming She.
San Chai pernah bertanya, 'Di sekelilingmu banyak wanita yang cantik, menarik, kaya dan bergaya. Kenapa kau memilihku?'
Itu juga yang pernah saya tanyakan pada kekasih saya. Dan dia hanya menjawab, 'Aku cinta kamu karena kamu adalah kamu. Karena kamu begitu baik, begitu penuh perhatian, begitu menyayangi aku. Aku cinta kamu apa adanya. Apa adanya, karena memang yang ada padamu adalah yang terbaik buat aku.'
Siapa wanita yang tidak terharu mendapat jawaban seindah itu? Siapa wanita yang tidak bahagia mendapat jawaban setulus itu? Yang pasti, bukan saya.

Terus terang, gak semua seindah seperti yang saya inginkan. Ada masa-masa di mana saya merasa sangat sedih atas sikap dan perbuatan dia. Tapi setiap kali saya merasa sedih, dia pasti langsung mengingatkan hal-hal yang indah yang pernah terjadi. Dia mengingatkan gimana senengnya waktu kami pertama kali bertemu dan lunch bareng di Chicago Ribs, waktu surprise date ngeliat indahnya sunset di Pantai Mutiara, waktu pertama kali dia ajak saya dinner di PIK Garden Cafe (dan akhirnya 2 tempat terakhir itu jadi tempat favorit saya kalo lagi pingin mesra-mesraan), gimana gugupnya saya waktu pertama kali dipertemukan dengan orang tuanya, gimana berdebar-debarnya saya waktu kasih surprise pertama kali buat dia pas dia ultah, gimana surprisenya waktu dia ajak saya ke Empire Grill for romantic dinner (it's romantic, indeed!), waktu seru-seru nyari buku di bursa buku Gramedia, gimana girangnya waktu akhirnya jadi juga cuti bareng en senang-senang ke Dufan berduaan, bahkan kami sama-sama gak nyangka kalo doi diajak ikutan nginep bareng keluarga saya di Sol Elite Marbella (Anyer), dan masih banyak lagi moment-moment indah yang saya lewatkan bersama dia.

Sekali lagi saya bisa berbangga diri karena saya memiliki kekasih seperti dia. Kekasih yang selalu ingin membahagiakan saya. Kekasih yang selalu ingin menjadikan saya satu-satunya. Kekasih yang sempurna. Hehehe. Tapi, jangan mendebat masalah kesempurnaan. Memang gak ada manusia sempurna. Saya pun akui itu. Tapi dalam hubungan saya dengan dia, I believe that he's perfect... For me.

Dedicated to Michael, My "Angel."
PS: I Love You.

Keindahan yang Diberikan Tuhan

Keindahan yang Diberikan Tuhan

Semua orang pasti pernah mengalami kekecewaan maupun kebahagiaan dalam hidup ini. Saya mungkin hanya salah satu contohnya. Sering sekali saya dikecewakan, tetapi ada kebahagiaan yang masih mengikuti saya. Dan kali ini, kebahagiaan yang saya dapatkan adalah yang terindah.

Semua berawal dari satu kejadian yang membuat saya membenci laki-laki. Ada orang menipu saya. Padahal saya percaya sepenuhnya. Tapi untung juga sih, karena orang itu akhirnya menghilang dari kehidupan saya, entah ke mana. Sejak saat itu, saya tidak mau lagi berhubungan dengan yang namanya laki-laki.
Saya menyibukkan diri dengan surfing di internet, mencari-cari artikel yang menguatkan saya, sampai satu saat ada yang mengirimi saya satu artikel bagus (judulnya Lukisan yang Rusak). Di situ diceritakan bagaimana Tuhan memberikan jalan yang mungkin sedikit menyakitkan, untuk menyelamatkan kita dari jalan lain yang lebih menyengsarakan. Jadi, saat membaca artikel itu, saya sadar kalo mungkin kejadian yang menimpa saya adalah untuk menyelamatkan saya dari kejadian yang lebih menyeramkan lagi.
Akhirnya saya mencari-cari darimana artikel itu berasal. Saya mengetahui kalo artikel itu dikirim melalui salah satu milis Kristen di yahoogroups. Dan saya langsung mendaftar di milis tersebut. Dari milis itulah saya mengenal milis Api Katolik. Kebetulan saya bukan beragama Kristen, tapi Katolik. Sehingga saya memutuskan untuk pindah dari milis Kristen tersebut ke milis Api Katolik.

Sambil mengikuti milis Api Katolik, saya mengenal seorang laki-laki yang mencoba mendekati saya. Dia begitu memperhatikan saya, dan menguatkan saya sembari meyakinkan kalo laki-laki itu gak semuanya hidung belang. Dan, saya percaya padanya. Saya percaya kalo dia gak seperti laki-laki lainnya. Saya mulai dekat dengannya.
Sampai satu hari, saya iseng2 membuat milis mengenai kehidupan sehari-hari. Saya pikir, saya banyak memiliki artikel yang saya ambil dari buku, majalah, maupun milis2 di internet. Dari sekadar iseng, saya mulai agak serius. Padahal awal saya membuat milis itu, anggota saya cuma 3 orang, termasuk saya.
Tapi sayangnya, hubungan saya dengan doi mulai retak. Di antara kami kurang adanya komunikasi. Dan saya tau kalo dia tidak serius dalam menjalani hubungan dengan saya. Saya kecewa. Di saat rapuh itu, saya berpikir untuk menghapus milis yang sudah saya buat. Saya pikir, milis itu hanya akan membuat saya makin stress. Tapi tiba2 saja, saya berubah pikiran. Saya mulai melihat adanya kebahagiaan setiap kali saya mengirim artikel atau membaca artikel yang dikirim oleh anggota2 milis saya. Saya pun mulai rajin mengirim invitations ke semua email yang saya kenal. Bahkan ada anggota yang akhirnya membantu saya memberikan email2 ataupun mengambil secara acak dari email2 forward yang bertebaran di setiap kiriman.

Saya mulai bangkit. Rasa percaya diri saya tumbuh. Saya mulai menjadikan hidup saya sebagai pelayanan. Pelayanan kepada semua orang yang menjadi anggota milis saya. Dan... saya belum mau memikirkan masa depan saya lagi. Saya lelah. Saya hanya ingin bersenang-senang. Saya terlalu takut untuk kecewa lagi. Saya hanya berjanji pada diri saya sendiri, laki-laki yang terakhir kali menjadi kekasih saya adalah laki-laki yang akan menjadi pasangan hidup saya. Dan itu berarti, saya harus lebih ekstra berhati-hati dalam menentukan pilihan maupun mengambil keputusan.
Masih teringat dalam benak saya. Ada saat di mana saya terpaksa mengistirahatkan milis saya. Kantor saya - tempat saya biasa melakukan aktivitas milis - libur. Saya sebenarnya tidak rela meninggalkan aktivitas milis saya. Milis itu sudah seperti keluarga saya sendiri. Rasanya ada yang hilang kalo sehari nggak liat2 di milis itu. Tapi terpaksa saya lakukan. Toh saya masih bisa mengecek milis saya dari warnet.

Pertama kali saya menerima sms darinya, saya udah merasakan hal aneh yang menyenangkan. Dia bilang, dia anggota baru milis saya. Baru masuk setelah saya mengistirahatkan milis saya, dan mencoba menghubungi saya via nomor hp yang saya cantumkan di milis itu. Aneh juga. Saya paling takut mencantumkan nomor hp saya di internet. Banyak problem yang bisa muncul. Tapi tetap saja saya cantumkan. Dan mungkin emang udah jalannya. Dia sendiri mengaku kalo dia dikirimin invitation. Invitation-nya pun langsung di-delete tanpa dibaca lagi. Tapi, dia bilang, ada sesuatu yang membuat dia membaca invitation itu sebelum mengosongkan trash-nya. Dan dia tertarik untuk masuk ke milis saya. Sekali lagi, mungkin emang udah jalannya. ^_^
Kami saling bertukar cerita. Kecocokan di antara kami makin terasa setelah 2 hari kami bertelepon-ria. Dan dia tidak sabar untuk bertemu. Well, why not? Walaupun saya jelas2 tidak pernah berani untuk melakukan blind date hanya dalam waktu 2 hari, tapi saya merasa tertantang untuk melakukannya kali ini. So, di hari ke-3 kami kenalan, saya mendatangi kantornya. Kebetulan kantornya dekat dengan rumah saya. Gak lama saya nunggu, dia muncul di hadapan saya. Surprise? Jelas banget. Ternyata dia menyenangkan sekali. Dan kami langsung menjadi dekat.

Selama liburan, dia selalu menemani saya. Entah menemani di rumah, atau pergi jalan-jalan. Pokoknya liburan kami kemarin, bener2 menyenangkan. Dan setelah jatuh-bangun dalam kedekatan kami, kami yakin kalo kami memang harus saling memiliki. Bener2 surprise saat dia akhirnya meminta saya untuk menjadi kekasihnya. Dia selalu bisa memberikan kejutan-kejutan manis buat saya. Dia tau apa yang bisa menyenangkan saya. Dan dia selalu berusaha menyenangkan saya. Betapa beruntungnya saya dipertemukan dengannya. Kebaikan dan ketulusan hatinya membuat saya tidak ragu dalam mengambil keputusan untuk menerima cintanya.
Tetapi, masa lalu selalu menghantui saya. Saya takut dikecewakan lagi. Masa lalu saya melibatkan banyak laki-laki yang selalu menyakiti hati saya. Dan dia mengerti. Masa lalu dia melibatkan banyak wanita yang selalu menyukai dan mengaguminya. Saya cemburu. Berkali-kali dia minta saya untuk percaya bahwa hanya saya yang ada di hatinya. Dan berkali-kali pula saya minta dia untuk mengerti ketakutan saya. Kami saling mengecewakan. Kami saling meminta maaf. Kami saling memaafkan. Kami saling menyayangi. Dan kami saling mencintai.

Setelah sekian lama melihat sendiri betapa besar cinta dan sayangnya pada saya, saya percaya kalau Tuhan sudah memberikan keindahan buat saya. Dan ini sungguh luar biasa membahagiakan.

Dedicated to My "Angel."
Thanks for loving me.
You know that you're the best thing that ever happened to me in my whole life.